Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kategori "Shopaholic"

Kompas.com - 03/04/2012, 17:34 WIB

KOMPAS.com - Ada lima kategori shopaholic yang harus Anda kenali agar terhindar dari kebiasaan belanja yang dapat membahayakan keuangan.Simak penjelasan Financial Planner, Freddy Pieloor, CFP berikut ini.

1. Tidak memiliki rencana saat berbelanja.
Belanja juga membutuhkan rencana. Kurang bijak bila Anda pergi berbelanja tanpa perencanaan terlebih dahulu. Ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu: Mau belanja di mana? Apa saja yang dibelanjakan? Dan siapkan dananya. Tuliskan itu dalam selembar kertas atau ponsel Anda. Mereka yang tidak memiliki rencana, cenderung akan membelanjakan apa yang dilihat dan diinginkan seketika itu juga. Namun setelahnya, mereka mengalami penyesalan. Apalagi kalau barang yang dibeli adalah barang-barang konsumtif yang nilainya menyusut dengan sangat cepat dalam waktu singkat.

2. Belanja menggunakan kartu kredit dan tidak memiliki uang tunai untuk membayarnya.
Jangan membeli barang memakai kartu kredit bila Anda tidak memiliki uang untuk membayar lunas saat tagihan tiba. Kartu kredit dipakai untuk keadaan mendesak seperti sakit dan untuk menghindari risiko membawa uang tunai. "Hantu lapar" akan selalu membujuk Anda untuk memenuhi keinginannya, mendorong Anda menggesek kartu kredit untuk berbelanja apa saja.

3. Belanja dengan memakai uang yang belum di tangan.
Tipe ini akan berbelanja dengan asumsi bahwa nanti ia akan membayar menggunakan dana THR atau uang bonus, warisan, apa pun itu yang belum ada di tangan. Tipe ini berasumsi dan berandai-andai sehingga tidak memiliki masa depan, karena ia sudah mengambil masa depannya untuk dipakai hari ini. Jangan berbelanja jika Anda tak punya uang saat ini. Tunda sampai Anda memilikinya di tangan.

4. Pecandu diskon.
Ke mana pun Anda melangkah, akan selalu ada tulisan "SALE" atau "Diskon 30 persen up to 70 persen". Tipe pecandu diskon akan sangat mudah terperdaya dan terkecoh dengan godaan ini. Tak butuh waktu panjang baginya untuk langsung tancap gas berbelanja. Mereka yang sale addict bisa betah berlama-lama di pusat belanja, seharian penuh hanya untuk mencari-cari barang diskon yang dia sendiri tidak tahu kegunaannya.

Membeli barang diskonan tidak akan membuat Anda kaya. Tung Desem Waringin, dalam "Financial Revolution" mengatakan, orang kaya lebih bahagia bila berbelanja saat ada "New arrival" di butik ternama, di mana hanya sedikit orang yang "mampu" datang dan berbelanja ke sana. Sehingga saat orang kaya tersebut datang mereka akan dilayani secara penuh oleh penjaga butik. Mereka tidak suka berdesak-desakan, berebutan atau saling mendorong dan mengantri saat bayar di kasir.

5. Belanja memakai uang tabungan pensiun.
Saat belanja semestinya uang yang akan dipakai telah disiapkan dalam pos belanja bulanan atau belanja rekreasi. Selain pos yang telah ditetapkan, maka "haram" hukumnya bila sampai menganggu pos-pos lain, apalagi sampai memakai pos uang pensiun, uang asuransi, dan tabungan hari tua. Bila Anda tidak memiliki dana lagi untuk berbelanja, yang memang tidak terjadwal, maka tundalah dan jadwalkan pada bulan berikutnya.

Sebelum berbelanja, entah kebutuhan rutin rumah tangga atau lainnya, segera buat daftar barang yang akan dibeli pada sehelai kertas dan bawalah sejumlah uang sejumlah barang yang akan dibeli. Anda boleh membawa uang lebih banyak tapi hanya untuk makan dan minum yang diambil dari pos pengeluaran yang sudah dialokasikan sebelumnya. Bila belum direncanakan atau dialokasikan, berarti Anda tidak perlu berbelanja.

Pilih mana, bersikap lembek atau keras terhadap diri sendiri? Dengan bersikap keras, dunia akan mudah ditaklukkan. Keputusan di tangan Anda, karena Anda adalah tuannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com