Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Uang Palsu Beredar di Bandung

Kompas.com - 23/12/2012, 10:59 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Waspada uang palsu beredar di Bandung. Baru-baru ini Kepolisian Resor Kota Besar Bandung (Polrestabes) Bandung membekuk tujuh pembuat dan pengedar uang palsu. Dari tangan tersangka, polisi menyita puluhan lembaran uang palsu rupiah dan mata uang asing senilai ratusan juta rupiah.

Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Abdul Rakhman Baso menyebutkan ketujuh tersangka pengedar upal, yakni Yuari Wibowo, Asep Sudrajat, Rudi Nugroho, Angga Dwicahya, Asep Saepulah, Didin Komarudin dan Asep Dedi Suwandi. Ketujuhnya ditangkap di dua kota, yakni di Bandung dan Yogyakarta.

"Sebelumnya kita tangkap dulu dua orang di daerah Gedebage, Bandung. Kemudian setelah kami kembangkan, kami berhasil menagkap tersangka di Yogyakarta," ujar Abdul kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/12/2012).

Abdul menjelaskan, penangkapan tersangka berdasarkan laporan pemilik kios rokok yang merasa tertipu dengan uang palsu tersebut. Pemilik kios rokok merasa heran dengan uang yang diterima dari salah satu pelaku karena ketika dibandingkan dengan yang asli terdapat perbedaan yang sangat mencolok dan jenis kertasnya pun sangat berbeda.

"Ketika itu pemilik kios rokok melaporkan kepada kami, lalu kami melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap mereka," kata Abdul.

Abdul menambahkan, dalam aksinya, tersangka menggunakan modus menukar satu uang asli dengan tiga uang palsu yang nilainya sama. Selain itu, para tersangka membelanjakan uang di tempat-tempat sepi, terutama pedagang-pedagang yang awam. Saat ini, polisi mengamankan 1.717 lembar uang kertas palsu pecahan Rp 100 Ribuan, 2 lembar uang kertas palsu yang belum jadi dan tiap lembarnya berisi kertas 100.000, uang asing dolar, satu buah head dryer warna putih merk Kirin, 1 unit komputer, dan 1 unit printer.

"Dilihat secara sepintas hampir mirip antara yang asli dengan yang palsu, mereka membuatnya dengan kertas yang mudah didapat oleh masyarakat sehingga mereka bisa membuat uang palsu ratusan juta rupiah. Setelah itu mereka mengedarkannya khususnya di Bandung, terutama pada malam hari kepada orang-orang yang awam," jelasnya.

Kini ketujuh tersangka tersebut mendekam di sel tahan Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Bandung, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, (22/12/2012). Mereka dijerat dengan Pasal 244 Jo 245 Jo 250 KUHPidana tentang pemalsuan uang dengan ancaman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com