Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Terkaya India Sumbang Rp 22,2 Triliun untuk Badan Amal

Kompas.com - 28/02/2013, 08:46 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com Pengusaha kaya India di bidang peranti lunak, Aziz Premji, memindahkan 2,3 miliar dollar AS (Rp 22,2 triliun) kekayaannya di perusahaan IT Wipro ke yayasannya yang akan memungkinkan badan amal itu meningkatkan tugasnya. Yayasan itu memusatkan perhatian utamanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan. Premji yang merupakan orang ketiga terkaya di India menempati urutan teratas dermawan di negara itu. 

Pada tahun 2010, Aziz Premji menyumbang sekitar 2 miliar dollar AS kepada badan amal itu. Ia juga menjadi orang India pertama yang ikut dalam Janji Berderma, yang dimulai oleh miliarder Amerika, Bill Gates dan Warren Buffet, yang mendorong orang-orang kaya di dunia untuk menyumbangkan setidaknya separuh kekayaan mereka kepada badan amal.

Akan tetapi, sulit menemukan contoh-contoh sumbangan lain yang sebesar sumbangan Premji.

Meskipun kemajuan ekonomi selama beberapa dekade telah mengangkat banyak orang di India ke kategori sangat kaya, sumbangan yang diberikan mereka masih sangat sedikit. India mempunyai sekitar 50 miliarder dan 125.000 jutawan, tapi juga jutaan orang yang masih hidup dalam kemiskinan.

Deval Sanghavi adalah salah seorang pendiri Yayasan Dasra di Mumbai yang mengevaluasi dan menghubungkan organisasi nirlaba dengan para dermawan. Sanghavi mengatakan minat berderma pada orang terkaya masih kurang di negara tempat kemiskinan masih menjadi tantangan besar.

Para analis filantropi mengatakan, keengganan orang-orang kaya baru menyumbangkan uang mereka disebabkan oleh kurangnya rasa percaya kepada lembaga-lembaga India untuk menggunakan dana itu dengan baik.

Para analis mengatakan, orang India punya sejarah panjang dalam berderma. Namun, sebagian besar diberikan kepada pembantu rumah tangga, masyarakat, dan lembaga-lembaga keagamaan.

Sanghavi mengatakan, ada peningkatan kecenderungan menyumbang pada perusahaan-perusahaan keluarga yang jumlahnya 70 persen dari perusahaan-perusahaan besar India. Perubahan sosial itu sangat diperlukan.

Laporan perusahaan konsultan Bain mengatakan, masih banyak perubahan yang harus dilakukan untuk meningkatkan sumbangan amal di negara yang pertumbuhan golongan kayanya tercepat, mengingat sepertiga penduduk dunia yang kurang gizi adalah anak-anak di India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com