Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji ke-13 Telat, Konsumsi Masyarakat Lesu?

Kompas.com - 21/07/2017, 19:45 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai keterlambatan pencairan gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan berpengaruh kepada tingkat konsumsi pada semester I-2017.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, pencairan gaji ke-13 yang bertujuan untuk biaya sekolah anak seharusnya dicairkan pada Juni bersamaan dengan periode bulan Ramadhan.

"Memang gaji ke-13 dibayarkannya tidak di Juni, (tetapi) di Juli," ujar Agus di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (21/7/2017).

Padahal, tutur Agus, periode Ramadhan juga bertepatan dengan periode pembayaran keperluan sekolah. Akibatnya, sebagian pengeluaran masyarakat digunakan untuk pembayaran uang anak sekolah.

Hal ini dinilai BI membuat tingkat konsumsi masyarakat pada Ramadhan atau kuartal II-2017 lalu tidak optimal. Dampaknya tutur Agus, akan terasa pada pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei-Juni 2017 (periode Ramadhan dan Lebaran) hanya sebesar 1,08 persen. Angka inflasi Ramadhan dan Lebaran 2017 lebih kecil dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 1,36 persen, 2015 sebesar 1,47 persen, dan 2016 sebesar 1,35 persen.

Namun rendahnya inflasi pada Ramadhan dan Lebaran 2017 juga disinyalir lantaran daya beli masyarakat yang rendah. Selain itu, BI melihat tidak optimalnya daya beli masyarakat juga tercermin dari angka pertumbuhan ritel sales hanya 6,7 persen pada Juni lalu.

Padahal pada tahun lalu, tumbuh hingga 8 persen. Meski begitu, keterlambatan penyaluran gaji ke-13 bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan konsumsi turun.

Menurut BI, ada faktor gejolak harga komoditi di dunia yang menyebabkan permintaan dalam negeri berkurang. BI meyakini tingkat konsumsi akan membaik di kuartal III-2017 seiring pencairan gaji ke-13 pada Juni ini. Hal ini diharapkan akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Secara umum tetap pemulihan ekonomi terjadi. Kami perkirakan antara 5 sampai 5,4 persen (pada 2017)," kata Agus.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution juga mengakui bahwa keterlambatan penyaluran gaji ke-13 mempengaruhi tingkat konsumsi. Namun ia mengaku tidak bisa menyebutkan seberapa besar pengaruh itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com