Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Ini Juga Melarang Mobil Berbahan Bakar Minyak

Kompas.com - 28/07/2017, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Beberapa negara, seperti India, Perancis, Inggris, dan Norwegia berencana untuk melarang penggunaan mobil berbahan bakar bensin dan solar untuk digantikan dengan mobil ramah lingkungan.

Setidaknya 10 negara telah mematok target penjualan mobil listrik dan hibrid dan melarang penggunaan mobil berbahan bakar bensin dan solar dalam beberapa tahun ke depan. 

Mengutip CNN Money, Kamis (27/7/2017), IHS Markit menyatakan, penjualan mobil listrik dan hibrid baru mencakup 3 persen dari penjualan mobil secara global.

IHS Markit menilai, larangan penggunaan mobil berbahan bakar solar dan bensin dianggap sebagai aspirasi politik belaka.

"Ini sangat tidak jelas dan merupakan pernyataan politik. Sampai kami memperoleh rincian lebih lanjut, sangat sulit untuk memahami apa sebenarnya implikasinya," kata Al Bedwell, direktur LMC Automotive, mengomentari larangan tersebut. 

Sebelumnya pada Rabu (26/7/2017), pemerintah Inggris menyatakan bakal melarang penjualan baru bagi mobil berbahan bakar bensin dan solar mulai tahun 2040 mendatang.

Ini adalah bagian dari upaya menangani masalah polusi udara di negara itu. Pada tahun 2050, semua kendaraan bermotor yang ada di Inggris harus memiliki nol persen emisi.

(Baca: Inggris Akan Larang Penggunaan Mobil Berbahan Bakar Bensin dan Solar)

Menurut Menteri Lingkungan Inggris Michael Gove, Inggris tak lagi bisa terus menggunakan mobil berbahan bakar bensin dan solar.

Selai  Inggris, pemerintah Perancis pada bulan ini juga mengumumkan rencana untuk mengakhiri penjualan kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar pada tahun 2040.

Menurut pemerintah Perancis, larangan ini adalah upaya untuk mencegah pemanasan global. Setelah itu, produsen mobil hanya boleh menjual kendaraan dengan bahan bakar listrik atau tenaga lain yang lebih bersih. Mobil hibrid pun akan diperbolehkan untuk digunakan.

Di Asia, pemerintah India pada awal tahun ini menyatakan bahwa pada tahun 2030, setiap kendaraan bermotor yang dijual harus berbahan bakar listrik. Pasalnya, India adalah rumah dari beberapa kota dengan tingkat polusi udara terparah di dunia.

Sementara itu, pemerintah Norwegia juga dalam rencana pengembangan transportasinya menyatakan target yang jelas. Pada tahun 2025, semua kendaraan penumpang yang dijual haruslah kendaraan dengan nol persen emisi.

Australia, China, Denmark, Jerman, Irlandia, Jepang, Belanda, Portugal, Korea Selatan, dan Spanyol juga telah memiliki target resmi terkait penjualan mobil listrik.

Adapun Amerika Serikat (AS) belum memiliki kebijakan federal mengenai hal itu, namun setidaknya delapan negara bagian di AS sudah memasang target.

Secara global, 95 persen penjualan mobil listrik terjadi hanya di 10 negara yakni China, AS, Jepang, Kanada, Norwegia, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, dan Swedia. China menyumbang 40 persen penjualan mobil listrik global. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com