Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Sri Mulyani Tak Akan Buat Kebijakan yang Bikin Resah

Kompas.com - 11/08/2017, 22:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mangaku akan menggali lebih dalam indikator-indikator untuk melihat apakah tingkat daya beli masyarakat turun atau tidak. Pada kuartal II 2017, pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, bila ada indikasi konsumsi rumah tangga turun akibat kekhawatiran, maka pemerintah berjanji tidak akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membuat resah masyarakat.

"Kebijakan pajak akan kami lakukan secara hati-hati," ujarnya di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (11/8/2017).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, penyisiran wajib pajak akan diakukan secara cermat sesuai analisis data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak).

Selain itu ia meminta agar wajib pajak yang sudah ikut program pengampunan pajak atau tax amnesty untuk tidak perlu perlu khawatir diperiksa Ditjen Pajak.

"Apa yang ada di tax amnesty kami hormati jadi mereka tidak perlu khawatir," kata Sri Mulyani.

Sementara itu terkait kekhawatiran inflasi yang tinggi akibat kelompok barang atau jasa yang diatur oleh pemerintah (administered price), Sri Mulyani menegaskan tidak akan ada kenaikan harga atau tarif hingga akhir 2017. Kelompok administered prices diantaranya bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, premium, elpiji 3 Kg, dan tarif listrik.

Keputusan masyarakat kelas menengah atas menahan belanja dan memilih menumpuk dana di bank membuat tingkat konsumsi rumah tangga tumbuh melambat pada kuartal II 2017 menjadi hanya 4,95 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya menilai, ada sejumlah isu yang sempat membuat masyarakat was-was, di antaranya pengecekan rekening oleh Ditjen Pajak dan rencana penurunan batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Akibatnya, masyarakat kelas menengah atas lebih memilih menumpuk dana di bank ketimbang belanja. Hal ini terkonfirmasi dari naiknya Dana Pihak Ketiga (DPK) di beberapa bank besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Whats New
Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com