Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpilih Menjadi Kepala Desa karena Berdayakan Ekonomi Masyarakat

Kompas.com - 18/08/2017, 13:51 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

BOYOLALI, KOMPAS.com - Dulu, perempuan dipandang sebagai sosok hanya mengurus rumah saja. Namun, kini ungkapan tersebut berubah, banyak perempuan yang memilih jalannya sendiri dengan bekerja.

Bahkan, tidak sedikit perempuan yang sudah menjadi pemimpin desa, perusahaan maupun negara. Salah satunya, Kepala Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali Yayuk Tutiek Supriyanti.

Sebelum menjabat Kepala Desa, Yayuk hanyalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai kehidupan normal. Tak terbesit di pikirannya untuk menjadi seorang kepala desa.

Jauh sebelum menjabat kepala desa, perempuan dua anak ini punya pikiran untuk meningkatkan perekonomian keluarganya. Kemudian pada 1985, dia mendirikan usaha kecil-kecilan yang bergerak di bidang pembuatan kerupuk beras. Dengan modal tidak sampai Rp 1 juta Yayuk memulai usahanya dan menjualnya di pasar-pasar terdekat.

"Saya pada tahun 1985 telah berjualan kerupuk beras. Saya jual di pasar-pasar. Walaupun hasilnya sedikit, tetapi ini cukup untuk kehidupan sehari-hari dan menyolahkan anak-anak. Dan usaha itu berlanjut sampai sekarang," ujar Yayuk. 

Setelah usahanya berjalan, Yayuk menularkan pengalamannya kepada masyarakat khususnya ibu-ibu sekitar Desa Tawangsari. Dia mengajak ibu-ibu untuk menciptakan suatu usaha.  Yayuk juga selalu mengajak, ibu-ibu untuk mengikuti pelatihan dan pengemasan produk untuk usaha kecil dan mikro (UKM) yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten. 

Melalui pelatihan, ibu-ibu di desa tersebut mulai merintis usaha. Hasilnya, terdapat 30 UMKM makanan tercipta.

Salah satunya, pabrik kerupuk beras yang memiliki kapasitas produksi 3 ton sepekan. kerupuk beras mentah dengan nilai jual Rp 14.000 per kilogram kerupuk beras mentah.

Melihat kesuksesan tersebut, tamatan Sekolah Menengah Atas Kartosuran ini mengagas pemberdayaan untuk masyarakat yang lebih luas, yakni wilayah Kabupaten Boyolali.

Pada 2011, dia mendirikan paguyuban UMKM. Paguyuban ini baru pertama kali dibentuk di Boyolali.

"Diinisiasi oleh saya. Saya bantu memasarkan produk-produk UMKM Boyolali. Ke mana saya berpijak, saya pasarkan produk-produknya. Sampai sekarang pun kami tak perlu pasarkan, karena banyak yang datang ke kami untuk membeli produk UMKM. Bahkan ada yang minta dari luar negeri," ungkap dia.

Pada tahun 2013, perempuan berusia 57 tahun ini menyalonkan diri sebagai kepala desa dan akhirnya terpilih. Yayuk pun tetap meneruskan usahanya meningkatkan taraf pereknomian masyarakat desa.

Hadirnya UKM yang dia inisiasi, mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di desanya. Dari sisi pendapatan, sebelumnya rata-rata pendapatan sebesar Rp 1,4 juta per bulan dari hasil bekerja di pabrik. Setelah memiliki usaha sendiri, pendapatan masyarakat meningkat menjadi Rp 4,5 juta sampai Rp 5,5 juta per bulan. 

Keberhasilan UMKM terus ditularkan Yayuk ke masyarakat di desanya. Saat ini, hampir setengahdari 931 kepala keluarga telah beralih dari pekerja pabrik menjadi pengusaha UMKM. 

"Saya terus memberikan ilmu saya, meskipun hanya sedikit. Hingga saat, sampai 30 produk lebih sudah diciptakan. Yang terpenting ekonomi masyarakat desa meningkat," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com