Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BCA Enggan Pasang Target Penjualan Uang Elektronik

Kompas.com - 19/09/2017, 17:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengaku pihaknya tidak menargetkan penjualan produk uang elektronik. BCA menerbitkan uang elektronik berupa kartu bernama Flazz.

Jahja menuturkan, bisnis uang elektronik saat ini belum memberikan keuntungan berarti. Ia menjelaskan, perseroan selama ini memberikan subsidi kepada uang elektronik demi menjaga dan meningkatkan pelayanan dan produk yang dimiliki.

"Kami tidak ada target penjualan Flazz," ujar Jahja di sela-sela acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017 di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Jahja menjelaskan, penjualan Flazz BCA sudah mencapai 13 juta kartu. Namun, dari jumlah tersebut, tidak lebih dari 5 juta kartu yang memiliki saldo. Saldo yang dimiliki pada setiap keping Flazz BCA secara rata-rata hanya Rp 200 miliar.

(Baca: BI Ingin Biaya Top Up Uang Elektronik Seragam)

Meskipun demikian, BCA setiap tahunnya harus merogoh biaya perawatan untuk uang elektronik sebesar Rp 80 miliar.

"Dari endapan Rp 200 miliar itu kita bisa cari spread 6 sampai 7 persen atau sekitar Rp 15 miliar, jadi ada spread di situ yang selama ini kami tanggung," tutur Jahja.

Namun demikian, BCA sampai saat ini tetap mendukung upaya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menggalakkan penggunaan uang elektronik tidak hanya di jalan tol melainkan di berbagai transaksi.

"Kalau nanti memang keinginan regulator itu gratis, ya kita ikuti. Intinya semua masalah service, kalau mau pelayanan bagus ya harus ada timbal balik, tapi kalau servicenya ada masalah, ada gangguan, ya itu konsekuensinya," imbuh Jahja.

Kompas TV Alasannya, bank sentral telah melakukan tindakan mal administrasi yang berpotensi merugikan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com