Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Diprediksi Masih Tertekan Efek Data Ekonomi AS

Kompas.com - 10/10/2017, 07:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pasar Amerika Serikat (AS) tengah libur guna merayakan Hari Columbus, rupiah mengalami koreksi tipis.

Senin (9/10/2017), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,01 persen menjadi Rp 13.520 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga menyusut 0,14 persen menjadi Rp 13.504 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai koreksi rupiah dipengaruhi sentimen eksternal. Dollar AS menguat karena perbaikan data tingkat pengangguran di Amerika Serikat.

Selain itu, data indeks pembelian industri (PMI) sektor jasa China yang memburuk, dari 52,7 ke 50,6 membuat mata uang Asia termasuk rupiah tertekan.

Sementara itu, meski cadangan devisa Indonesia selama September lalu mencetak rekor tertinggi 129,4 miliar dollar AS, tetap saja tak mampu mengangkat nilai tukar rupiah.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, menuturkan pelemahan rupiah hanya koreksi teknikal. Mata uang garuda masih bergerak sideways terhadap dollar AS.

Begitu juga pergerakan rupiah di Selasa (10/10/2017) diperkirakan masih stabil. Hari ini tidak akan ada keputusan penting, baik dari dalam maupun luar negeri, yang mampu menggerakkan rupiah terhadap dollar AS.

Pasar masih menunggu data inflasi AS yang baru diumumkan Jumat (13/10/2017) nanti, ungkap dia.

Setelah melemah dalam dua hari perdagangan terakhir, Lukman bilang, koreksi rupiah bakal menjadi lebih terbatas.

Dia pun menebak, rupiah akan bergerak di Rp 13.450-Rp 13.520 per dollar AS. Josua memproyeksikan, rupiah bisa sedikit membaik dengan memanfaatkan libur pasar di AS. Prediksinya, rupiah berada di kisaran Rp 13.475-Rp13.575 per dollar AS.

 

Berita diambil dari kontan.co.id dengan judul: Rupiah masih tertekan efek data ekonomi AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com