Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Kredit Bermasalah Akibat Erupsi Gunung Agung Lebih Dari Rp 1 Triliun

Kompas.com - 14/10/2017, 12:00 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

TABANAN, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusa Tenggara meprediksi jumlah kredit macet akibat erupsi Gunung Agung bisa lebih dari Rp 1 triliun.

Deputi Direktur Hubungan Kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusa Tenggara, Jufri mengatakan angka ini diperoleh setelah melakukan rapat kordinasi dengan sejumlah bank umum, BPR dan BPD Bali.

"Dampak erupsi Gunung Agung terhadap non-performance loan sudah kami prediksi," kata Jufri dalam acara pelatihan wartawan dan Gathering media massa, Jumat (13/10/2017).

Penurunan performa pembayaran kredit sejauh ini terjadi pada nasabah yang tinggal pada 12 km dari pucak Gunung Agung. Ini terjadi lantaran mereka tidak bisa menjalankan usaha dan harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berdasarkan data yang dihimpun OJK, sampai dengan Oktober 2017, potensi NPL pada 50 BPR Rp 146,52 miliar, 8 bank umum berkantor pusat di Jakarta Rp 570,86 miliar, BPD Bali 781,12 miliar dan Bank Mantap Rp 479 miliar.

"Yang sudah terjadi ada penurunan performa pengembalian kredit ke BPD Bali sebesar Rp 80 miliar dan Bank Mantap sebesar Rp 54 milar," lanjut Jufri.

Terkait dengan hal ini, OJK terus melakukan kajian sejumlah langkah untuk mengantisipasi jika gunung Agung benar-benar meletus. Saat ini pihaknya belum bisa mrngambil langkah tertentu karena belum terjadi bencana.

Mengacu pada pengalaman bencana alam di Padang dan Yogyakarta, pihaknya memberikan kelonggaran kepada perbankan untuk tidak menetapkan kredit macet sebagai NPL setelah bencana terjadi. Sehingga tidak mempengaruhi penilaian terhadap kinerja bank.

"Kalau sudah bencana baru diberikan kelonggaran tidak diberlakukan sebagai NPL, makanya kebijakan mengikuti penetapan status kebencanaan oleh pemerintah," ujarnya.

Saat ini sejumlah bank menuritnya telah melakukan penangguhan pembayaran kredit. Terutama bagi debitur yang berasal dari wilayah bahaya di sekitar Gunung Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com