Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Department Store" Banyak yang Gulung Tikar karena Kurang Beriklan?

Kompas.com - 28/10/2017, 15:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu per satu gerai departement store ternama berguguran. Teka-teki seputar penyebabnya, mulai dari tekanan ritel online hingga penurunan daya beli, menjadi perdebatan publik.

Namun, bila dilihat dari sisi promosi, yang tercermin berdasarkan iklan, department store sudah kalah jauh dari ritel online. Begitu data riset Adstensity yang merupakan produk monitoring iklan televisi milik PT Sigi Kaca Pariwara.

Dari Januari-September 2017, iklan departement store di televisi mencapai Rp 40 miliar, angka ini menurun 50 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, iklan ritel online di televisi justru mencapai Rp 1,2 triliun sejak Januari-September 2017. Angka ini belum ditambah iklan di media cetak dan online yang juga aktif dilakukan oleh ritel online.

"Jadi untuk iklan tv, ritel jaman ini (online), sangat tinggi dan jauh sekali (dari departement store)," kata VP Operations Sigi Kaca Pariwara, Ridho Marpaung dalam acara talkshow Radio Trijaya FM, Jakarta, Sabtu (28/10/2017).

Saat ini tutur dia, ritel online yang iklan di televisi mencapai 16 perusahaan. Delapan di antaranya, memilki nilai iklan di atas Rp 40 miliar, atau lebih besar dari seluruh iklan departement store.

Sementara itu departement store yang aktif beriklan di televisi hanya 3 yaitu Matahari, Ramayana, dan Metro Departement Store.

Meski begitu, Ridho tidak bisa memberikan penjelasan analisis apakah nilai iklan berpengaruh kepada perkembangan bisnis department store atau tidak, termasuk dampak kepad tutupnya beberapa gerai departement store.

Menurutnya, para ekonom perlu melakukan analisa mendalam terkait penyebab pasti gugurnya departemen store. Adstensity tutur dia, hanya menampilkan riset seputar data iklan.

"Untuk menaikan belanja iklan atau tidak, itu kembali ke department store-nya. Belanja iklan juga harus memperhatikan pendapatan, peluangnya seperti apa, dan karena ada peralihan jadi perlu di dikaji apakah harus tambah iklan atau beralih ke online," kata Ridho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com