Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pangeran Arab Saudi Ditangkap, Demi Reformasi Ekonomi?

Kompas.com - 06/11/2017, 12:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Otoritas Arab Saudi menangkap 11 pangeran dan puluhan menteri maupun mantan menteri yang diduga terlibat skandal korupsi.

Langkah ini adalah upaya pemberantasan korupsi sekaligus mengonsolidasikan kekuatan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Mengutip CNBC, Senin (6/11/2017), penangkapan besar-besaran itu dilakukan tak lama setelah Raja Salman mengumumkan dekrit pembentukan komite antikorupsi. Komite itu tak lain dikepalai oleh Pangeran Mohammed.

Lembaga baru tersebut diberikan wewenang yang luas untuk menginvestigasi kasus, menerbitkan surat penangkapan, mengeluarkan larangan bepergian, hingga membekukan aset.

(Baca: Sempat Melemah, Bursa Arab Saudi Menguat Usai Penangkapan 11 Pangeran)

Para analis menyatakan, tujuan penangkapan tersebut sebetulnya bukan hanya permasalahan korupsi.

Tujuan utamanya adalah menghilangkan potensi oposisi terhadap Pangeran Mohammed sejalan dengan upayanya mendorong agenda reformasi ekonomi yang ambisius dan kontroversial.

Pada September 2017 lalu, misalnya, ia mengumumkan kaum wanita boleh mengemudikan kendaraan bermotor. Pangeran Mohammed juga mencoba mendobrak tradisi konservatif selama puluhan tahun dengan mempromosikan hiburan publik dan kunjungan wisatawan asing.

Dalam kebijakan ekonomi, Pangeran Mohammed memangkas belanja pemerintah di sejumlah pos. Ia juga berencana menjual aset negara dalam jumlah besar.

"Pangeran Mohammed, daripada mendorong aliansi, malah memperluas pegangan besi ke keluarga penguasa, militer, dan Garda Nasional untuk melawan apa yang tampaknya merupakan oposisi yang lebih luas di dalam keluarga kerajaan serta militer terhadap reformasinya," kata James Dorsey dari S Rajaratnam School of International Studies, Singapura.

Seorang ekonom dari sebuah bank besar di Timur Tengah yang enggan disebutkan identitasnya mengemukakan, tidak ada seorangpun di Arab Saudi yang meyakini bahwa korupsi adalah akar penangkapan tersebut.

"Ini adalah tentang mengonsolidasikan kekuatan dan frustrasi bahwa reformasi tidak berlangsung cukup cepat," ujar dia.

Beberapa yang ditangkap antara lain mantan menteri keuangan dan anggota pimpinan BUMN minyak Saudi Ibrahim al-Assaf, menteri ekonomi Adel Fakieh, dan mantan gubernur Riyadh Pangeran Turki bin Abdullah.

Ditangkap pula Pangeran Alwaleed bin Talal. Ia adalah pebisnis, miliarder, dan investor yang dikenal secara internasional, di mana investasinya termasuk di Citigroup dan Twitter.

Kompas TV Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud, menunjuk 2 orang menteri baru di bidang keamanan dan ekonomi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com