Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Minta WTO Mengatur Subsidi ke Kapal Penangkap Ikan Skala Korporasi

Kompas.com - 29/11/2017, 11:22 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JENEWA, KOMPAS.com - Indonesia mengajukan usulan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk segera mengatur subsidi yang diberikan kepada perusahaan penangkapan ikan berskala korporasi yang dilakukan sejumlah negara.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan subsidi yang diberikan kepada perusahaan penangkap ikan dinilai tidak fair dan akan merugikan nelayan-nelayan kecil yang mencari ikan di kawasan coastal atau pantai.

Beberapa negara yang diduga memberi subsidi kepada perusahaan penangkap ikan di antaranya adalah Spanyol, China dan Jepang.

Sementara itu, beberapa negara yang bergabung dengan Indonesia yang meminta agar subsidi ke korporasi diatur di antaranya Norwegia, dan negara-negara di kawasan Afrika, Pasifik dan Karibia.

"Ikan bermigrasi dari tengah lautan dan ke pantai dan sebaliknya. Subsidi kepada korporasi memungkinkan perusahaan-perusahaan skala besar melakukan pencarian di tengah perairan internasional atau high seas. Hal ini membuat nelayan-nelayan kecil di kawasan pantai tidak kebagian ikan," ujar Nilanto, Selasa (28/11/2017).

Menurut Nilanto, subsidi yang diberikan kepada korporasi menyebabkan terjadinya overfishing di kawasan laut internasional yang tidak berada di bawah yuridiksi hukum satu negara.

Permintaan Indonesia, kalaupun negara memberikan subsidi, hal itu harusnya diberikan kepada nelayan kecil.

Sejauh ini Indonesia menerapkan subsidi untuk nelayan-nelayan kecil. Beberapa di antaranya BBM, kartu nelayan hingga bantuan kapal.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali menyerukan kepada PBB untuk segera menyusun hak kelautan.

Hak ini dinilai penting agar laut internasional tidak dieksploitasi habis-habisan. Sehingga ada kesempatan bagi makhluk hidup di kawasan high seas untuk berkembang biak.

"Kami menyerukan agar PBB segera menyusun hak kelautan. Semua negara harus ikut terlibat untuk menjaga kelestarian laut di seluruh dunia," kata Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com