Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Pakai Cara Persuasif Selesaikan Masalah Bandara Kulon Progo

Kompas.com - 17/12/2017, 16:07 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bakal menggunakan cara persusif untuk menyelesaikan pembangunan Bandara Kulon Progo, Yogyakarta. Akhir-akhir ini, warga kembali menolak pembangunan Bandara Kulon Progo. 

"Setiap pembebasan tanah pasti ada pro dan kontra, itu sangat wajar terjadi. Untuk itu, pemerintah sangat hati-hati dalam menyelesaikannya. Kami akan melakukan pendekatan persuasif kepada warga sekitar pembangunan Bandara Kulon Progo, kami akan cari jalan keluar terbaik," ujar Budi Karya dalam keterangannya, Sabtu (17/12/2017). 

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini meyakini pembangunan bandara baru akan membangkitkan perekonomian warga Yogyakarta. Pasalnya, bandara ini akan berimbas pada pariwisata.

Sejalan dengan pertumbuhan pariwisata di Yogyakarta, lanjut dia, pasti akan tumbuh juga pusat-pusat bisnis baru seperti hotel, restoran, hingga agen travel perjalanan wisata. Hal ini akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja baru. Selain itu, dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mendukung operasional bandara. 

Baca juga: Ada Penolakan, Menhub Optimistis Pembangunan Bandara di Kulon Progo Tepat Waktu

"Saya yakin kalau Bandara Kulon Progo ini selesai dibangun, akan membangkitkan perekonomian di Yogyakarta, kesejahteraan ekonomi masyarakat pasti akan tumbuh pesat, pariwisata Yogyakarta akan tumbuh dan bisa menjadi Bali kedua. Saya yakin pembangunan bandara ini akan berdampak positif dan memberi keuntungan berlipat ganda bagi masyarakat," kata Budi.

Dengan demikian, ia mengimbau warga mendukung pembangunan Bandara Kulon Progo.  

"Saya iri mengapa Bali bisa menjadi tujuan pariwisata yang besar, tapi Yogyakarta tidak bisa, karena salah satu keterbatasannya adalah bandara. Saya mengimbau seluruh warga, yuk kita dukung Yogyakarta, kita bangkitkan Yogyakarta menjadi destinasi pariwisata Indonesia yang turisnya mencapai lima juta orang," ujarnya.

Kompas TV Masih ada 28 kepala keluarga yang bertahan dan menolak ganti rugi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com