Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi, Kimia Farma Targetkan Penghematan 20 Persen

Kompas.com - 28/12/2017, 19:44 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Kimia Farma (Persero) menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) dalam digitalisasi di perusahaan BUMN farmasi terbesar di Indonesia tersebut.

Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir mengatakan, digitalisasi tersebut meliputi penyediaan infrastruktur cloud dan jaringan (network), hardware, serta sistem aplikasi terpadu yang sekaligus terintegrasi dengan sistem Enteprise Resource Planning (ERP) yang sudah diterapkan oleh Kimia Farma sejak Oktober 2016.

Selain itu, sistem aplikasi yang disediakan Telkom terdiri dari smart stock, omni channel, customer loyalty, big data analytics, integrasi klinik, program rujuk balik, serta layanan home care.

"Target penghematan biaya dengan digitalisasi ini minimal 20 persen," ujar Honesti di Bandung, Kamis (28/12/2017).

Baca juga: Bangun Bisnis Logistik, Telkom Akuisisi Bosnet

Honesti menjelaskan, selain penghematan, digitalisasi ini dinilai mengurangi praktik peredaran obat palsu. Dari data Badan POM dan Kementerian Kesehatan, kerugian perusahaan farmasi akibat peredaran obat palsu mencapai 20 persen.

"Karena sistemnya ga ada untuk memonitor pergerakan bisnis obat," tuturnya.

Dengan digitalisasi, akan terlihat berapa banyak obat yang beredar. "Kemana, siapa pembelinya, berapa dan kapan

expired nya, bisa kita deteksi semua. Hanya dari satu dashboard. Untuk obat tertentu seperti narkotika bisa langsung dikoordinasikan dengan kepolisian.

Digitalisasi ini akan dilakukan bertahap, dimulai awal 2018. Pada triwulan I/2018, digitalisasi dimulai dari apotek, selanjutkan ke distribusi, klinik, inventory, dan lainnya. Baru di 2019, pihaknya menargatken seluruhnya sudah terdigitalisasi.

Honesti menyebutkan, digitalisasi akan berpengaruh terhadap pendapatan Kimia Farma. Saat ini, net income margin farmasi sangat tipis, hanya 2,5 persen. Pihaknya menargetkan net income margin di atas 5 persen di 2019.

"Saat ini net income margin kita Rp 400 miliar. Kalau bisa dinaikkan, maka di tahun 2019 bisa mendekati Rp 1 triliun," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com