Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Segera Tetapkan Standar Pengolahan Limbah Berbahan Dasar Plastik

Kompas.com - 08/01/2018, 11:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sedang menyelesaikan kajian terhadap unsur kimia berbahaya yang didapat pada produk industri berbahan dasar plastik.

Bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP), BPPI akan menghimpun informasi terkait sebagai bahan penetapan standar pengolahan limbah plastik.

"Saat ini kami sedang revitalisasi laboratorium untuk menguji kandungan berbahayanya," kata Kepala BPPI Ngakan Timur Antara saat ditemui pada seminar internasional penanganan limbah industri elektronik di Sanur, Bali, Senin (8/1/2018).

Ngakan mengatakan, industri elektronik merupakan salah satu yang banyak menggunakan plastik sebagai bahan bakunya.

Baca juga : Indonesia Mulai Bangun Jalan Aspal dengan Limbah Plastik

Sementara Assistant Country Director UNDP Budhi Sayoko menyebutkan, unsur kimia yang berbahaya dan terkandung dalam plastik adalah polybrominated diphenyl ethers (PBDEs). Unsur ini biasanya berfungsi sebagai penghambat nyala api saat proses produksi berlangsung. Jika terpapar langsung ke manusia, PBDEs bisa memicu kanker.

"PBDEs ada di plastik, ponsel, sampai di laptop," tutur Budhi.

Dari fakta tersebut, Kemenperin bersama UNDP sudah menyepakati kerja sama untuk menyusun standar kebijakan pengolahan limbah industri. Rencananya, draf untuk kebijakan tersebut akan diselesaikan pada tahun ini.

Berdasarkan data Kemenperin, sejumlah sektor yang diduga terkandung unsur PBDEs tercatat telah menopang pertumbuhan industri non minyak bumi dan gas (migas) nasional.

Pada kuartal III 2017, industri barang logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik menyumbang kontribusi 10,46 persen. Juga industri alat angkutan turut memberi kontribusi 10,11 persen.

Sementara, jenis-jenis industri tersebut masuk pada kategori industri andalan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 hingga 2035. Sehingga, sangat penting untuk memastikan penerapan prinsip industri hijau dalam rangka meningkatkan daya saing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com