Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP: Masih Ada Saja Kapal Asing Curi Ikan di Laut Indonesia

Kompas.com - 30/01/2018, 15:19 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

NATUNA, KOMPAS.com - Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarif Widjaja mengatakan, aktifitas kapal asing di perairan Indonesia mulai berkurang, tapi bukan berarti sudah tidak ada sama sekali.

"Masih ada, pasti masih ada, namanya orang cari makan kan, pasti mereka selalu berusaha barangkali kita lengah," katanya saat bincang dengan awak media, di Natuna, Selasa (30/1/2018).

Dia menilai tindakan menegakkan hukaman penenggelaman kapal dan membentuk satuan tugas 115, yang merupakan gabungan Polisi Air, Badan Keamanan Laut dan KKP, sudah tepat. Bahkan memberikan efek jera yang membuat pencuri ikan segan masuk ke perairan Indonesia.

Kendati demikian, masih ada saja kapal yang berusaha mencari celah masuk ke perairan Indonesia untuk mencuri ikan. Menurutnya, rata-rata kapal teesebut berasal dari negara tetangga, seperti Thailand dan Vietnam.

Baca juga : Cerita Nelayan Natuna soal Efek Penenggelaman Kapal oleh Menteri Susi

Mereka tetap nekat karena memang di negaranya sendiri sumber daya ikan sudah makin menipis karena banyaknya jumlah nelayan. Sedangkan orang-orang itu bertahan hidup dengan cara mencari ikan.

"Vietnam, Thailand dan yang lainnya itu kapalnya sudah berlebihan, sumber daya di sana sudah mulai habis, nelayannya banyak. Dia mau lari kemana kalau tidak ke tetangganya," ujar Sjarif.

Dia menambahkan, agar para pencuri ikan yang masih nekat itu tidak berani lagi masuk ke wilayah Indonesia, harus disiapkan tindakan pencegahan tambahan. Misalnya, dengan cara menyebarkan nelayan ke seluruh wilayah laut Indonesia.

Bila persebaran nelayan seperti itu benar-benar terwujud, harapannya, nelayan Tanah Air bisa menjadi mata yang melihat dan melaporkan keberadaan kapal asing. Jadi tidak cuma mengandalkan satuan tugas 115 dan Kapal Pengawas Perikanan.

Baca juga : Kapal Asing Tidak Ada, Kami Bisa Menangkap dan Mengumpulkan Ikan

"Kita tentu saja melihat perbatasan Indonesia ini besar, kalau kita mau memagari dengan kapal nasional itu tidak mudah," ujarnya.

"kita yang harus aktif, caranya dengan penuhi laut Indonesia dengan nelayan Indonesia, mana daerah yang padat seperti pantura sudahlah pindah ke tempat yang sepi seperti Natuna, di sinikan bagus potensinya," imbuhnya.

Sebelumnya, sejumlah nelayan dari Natuna, Kepulauan Riau, menceritakan bahwa aktivitas pencurian ikan oleh kapal asing semakin berkurang pasca penegakkan hukum terkait penenggelaman kapal. Walau demikian, masih ada sejumlah kapal yang ditemukan aktif di jarak 30 mil hingga 40 mil dari garis pantai.

Kompas TV Silang pendapat terjadi antara Luhut Binsar Panjaitan dan Susi Pudjiastuti terkait aksi penenggelaman kapal asing pencuri ikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com