Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pertamina Maksimalkan Kebutuhan Dalam Negeri di Kilang Bontang

Kompas.com - 31/01/2018, 05:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berjanji tetap mengutamakan kebutuhan dalam negeri untuk hasil olahan minyak mentah melalui pembangunan kilang minyak baru di Bontang, Kalimantan Timur.

Meski share perseroan hanya 10 persen, proyek yang dikerjakan bersama konsorsium perusahaan migas internasional itu akan tetap mengutamakan permintaan domestik ketimbang ekspor.

"Komitmen kami dalam project ini sangat besar. Jangan dilihat karena 10 persen ini jadi tidak prioritas," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, Gigih Prakoso, saat konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).

Gigih menjelaskan, pihaknya sengaja memilih untuk memegang saham sebesar 10 persen pada tahap awal proyek kilang di Bontang. Hal itu dilakukan untuk menghindari risiko dari proses persiapan proyek, sekaligus mempertimbangkan hasil kajian dan Final Investment Decision (FID) nanti.

Dia juga memastikan akan membuat kesepakatan dengan konsorsium supaya bagian hasil olahan dari kilang untuk kebutuhan dalam negeri harus lebih besar dibanding yang akan diekspor.

Melalui kesepakatan seperti itu, Pertamina bisa memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dari hasil olahan kilang Bontang ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Tapi jika setelah FID project ini memang menguntungkan atau layak dilaksanakan, baru kami review akan ambil posisi majority atau minority," tutur Gigih.

Adapun konsorsium yang dimaksud terdiri dari Overseas Oil and Gas LLC dari Oman serta Cosmo Oil International Pte Ltd asal Singapura.

Dalam waktu dekat, konsorsium akan menandatangani framework agreement dengan Pertamina sebagai kesepakatan memulai pembangunan kilang di Bontang.

Nilai investasi mengelola GRR Bontang sekitar 10 miliar dolar AS, di mana nanti akan dibangun kilang dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari.

Kerja sama ini juga disepakati untuk dibiayai secara penuh oleh konsorsium, di mana pendanaan konsorsium didukung penuh oleh pemerintah Oman, berikut dengan pasokan minyak mentah atau crude supply-nya.

Setelah keduanya menandatangani framework agreement, dilanjutkan dengan studi kelayakan hingga kajian teknis dengan target tahun 2025 kilang sudah bisa beroperasi. Hasil olahan minyak mentah dari kilang Bontang nantinya adalah gasoline, avtur, hingga diesel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com