Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Elektronik Tidak Hanya untuk Bayar Tol, Tapi Juga untuk Belanja

Kompas.com - 18/02/2018, 14:00 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Penggunaan uang elektronik (electronic money/e-money) kerap digunakan sebagai cara pembayaran di gerbang jalan tol. Namun, e-money juga ternyata bisa untuk kegiatan berbelanja.

Demikian disampaikan Asistem Direktur Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Novita Wulandari, di sela kegiatan sosialiasi e-money di Simpang Lima Semarang, Minggu (18/2/2018).

Berdasar evaluasi BI, masyarakat masih banyak yang tidak mengenal uang elektronik. Sebagian lainnya mengetahui, namun masih kebingungan melakukan pengisian uang (top up).

Jika pun masyarakat tahu tentang e-money, mereka umumnya tahu penggunaannya hanya sebatas pada pembayaran di jalan tol. 

Baca juga : Mengenal Uang Elektronik Jenis Close Loop Terbitan Perusahaan Ritel

"Itu evaluasi kami. Makanya kami sosialisasikan e-money. Selama ini dipakai untuk tol, padahal fungsinya banyak, dapat digunakan belanja dimana saja," ujar Novita.

BI berharap penggunaan uang elektronik dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis.

Tentu, e-money diharap mampu mempercepat pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat dan mikro.

E-money juga natinya diharap dapat berkembang untuk membantu kelancaran di bidang transportasi seperti pembayaran tol, kereta api maupun angkutan umum lainnya atau transaksi di minimarket, food court, atau parkir.

Baca juga : Uang Elektronik Vs Dompet Elektronik, Mana yang Lebih Menarik Digunakan?

Selain praktis, sambung dia, penggunaan e-money juga membantu masyarakat mengakses keuangan inklusif. Apalagi, kebijakan pemerintah saat ini sudah mulai diwujudkan melalui bantuan non tunai.

"Bantuan sosial saat ini dilakukan melalui non tunai, baik itu PKH, bantuan pangan semua pakai nontunai. Penerimaan dan pengeluaran di Pemda juga pakai nontunai," paparnya.

Masyarakat pun bisa bebas untuk memilih kartu uang elektronik yang diinginkan. Selain bank-bank milik negara, sejumlah bank swasta juga telah menerbitkan kartu uang elektronik.

Di sisi lain, BI juga akan dapat melakukan penghematan, terutama dari pos distribusi uang tunai.

"Bisa praktis, dan menghemat untuk distribusi uang di BI. Distribusi uang Rp 3 Triliun, dengan e-money ada penghematan, transaksi tidak ada kembalian," tambahnya. 

Kompas TV Bank penyelenggara uang elektronik atau e-money akan menyelidiki kasus saldo konsumen yang terpotong dua kali dalam satu kali transaksi di gerbang toll
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com