PickMe!
Merupakan konten afiliasi yang memberikan rekomendasi produk. Kami akan mendapatkan komisi dari setiap pembelian Anda.

Milenial dan Saldo Nol Rupiah di Akhir Bulan...

Kompas.com - 14/03/2018, 17:16 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Memiliki gaji sebesar 10 kali lipat dibandingkan uang jajan semasa kuliah dulu rupanya tak membuat Radit (23 tahun) merasa tenang secara finansial.

Pria yang bekerja di sebuah bank ini bisa mendadak "kere" dengan saldo nol rupiah di rekeningnya tiap akhir bulan.

Radit mengakui pengeluarannya justru berlipat-lipat saat ia mulai bekerja. Misalnya saja untuk urusan tempat tinggal, Radit kini menyewa sebuah kamar indekos dengan harga lima kali lipat dibanding indekosnya saat ia kuliah dulu.

Soal makan, kebiasaan Radit turut berubah. Alih-alih makan di warung makan sederhana seperti ketika jadi mahasiswa, ia kini mampu memesan makanan dari restoran dengan metode delivery.

Dengan gaji yang besar itu pula Radit merasa semakin bebas mengeksplorasi hobi fotografinya. Ia mulai membeli peralatan fotografi dengan harga puluhan juta rupiah.

Radit mungkin bukan satu-satunya generasi milenial yang punya penghasilan besar di awal, tapi selalu kelimpungan belakangan. Mengapa bisa demikian?

Pola hidup konsumerisme berlebihan merupakan masalah utama para milenial yang juga first jobber, seperti Radit.

Tak dapat dimungkiri, perubahan kebiasaan konsumsi ketika pemasukan bertambah memang sulit sekali dihindari.

Secara umum, mengutip buku Kece Tanpa Kere terbitan Gramedia Pustaka Utama (2018), perilaku konsumtif, terutama pada generasi milenial, terjadi karena tiga hal berikut.

1. Tekanan sosial

Banyak remaja yang terlibat tawuran dengan alasan rasa solidaritas dan tekanan dari teman sekelompoknya. Nah, hal semacam ini juga terjadi pada perilaku lain, seperti konsumerisme, dan terjadi dalam berbagai kelompok umur.

Lingkungan atau pergaulan kelompok yang cenderung konsumtif akan memengaruhi anggota kelompok lainnya untuk turut berperilaku konsumtif.

Terlebih di era media sosial saat ini. Generasi milenial seakan tidak lepas dari unggahan di media sosial, mulai unggahan outfit of the day (OOTD) hingga laporan kegiatan di snapchat yang bisa sampai belasan jumlahnya setiap hari.

Adanya tuntutan untuk eksis ini secara tidak langsung akan mendorong pengguna media sosial untuk memamerkan sesuatu yang baru, entah pakaian, gadget, tempat makan, hingga wisata kekinian. Semua hal tersebut akhirnya berujung pada perilaku konsumtif.

Ilustrasi generasi millenialTHINKSTOCKS/NADIA BORMOTOVA Ilustrasi generasi millenial

2. Kurang percaya diri

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology and Marketing Volume 19 Nomor 5 tahun 2002, orang yang meragukan diri dan harga dirinya cenderung menjadi pribadi yang materialistis.

Ketika seseorang merasa ada yang kurang dari dirinya, ia akan mencoba mencari kompensasi dari bidang lain.

Sebagai contoh, ketika seseorang merasa kurang menarik, ia akan berusaha membeli barang-barang mahal dengan harapan orang lain akan memberi nilai lebih pada penampilannya.

3. Jebakan industri

Marcuse Herbert dalam tulisannya yang berjudul "Some Social Implications of Modern Technology" berpendapat bahwa industri masa kini atau yang juga dikenal dengan sebutan popular culture memang didesain sebagai lingkar perangkap yang menimbulkan perilaku konsumtif.

Orang-orang dibuat tertarik dengan barang inovatif yang akhirnya menimbulkan keinginan untuk sesuatu yang baru secara terus-menerus.

Nah, inilah alasannya mengapa konsumen, terutama generasi milenial, seakan tidak pernah puas dengan smartphone terbaru, misalnya.

Ilustrasi anak mudaThinkStock/ferlistockphoto Ilustrasi anak muda

Ketiga hal tersebut sesungguhnya bisa dihindari. Pandangan hidup you only live once (YOLO) khas milenial ini harus mulai digeser.

YOLO bukan lagi berarti membenarkan diri untuk menikmati hidup dan berbuat apa saja sebab hidup cuma sekali.

Milenial akan menjadi pribadi yang berhasil, yang tetap "kece" tanpa "kere", jika berpandangan bahwa YOLO berarti menjalani dan memanfaatkan hidup yang cuma sekali ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal keuangan, misalnya. Karena hidup cuma sekali, milenial harus mampu mengatur keuangan sebaik dan sebermanfaat mungkin.

Tak ada lagi pengeluaran berlebihan yang dilakukan hanya karena tekanan sosial, rasa percaya diri yang kurang, atau terpengaruh oleh jebakan pasar. Dengan begitu, tak ada lagi saldo Rp 0 di akhir bulan.


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com