Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Game Asing Jadi Penguasa di Pasar Indonesia

Kompas.com - 22/03/2018, 05:23 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Industri game di Indonesia dianggap memiliki potensi besar, dengan total nilai pasar pada 2017 mencapai kisaran 800 juta dollar AS atau setara Rp 11 triliun. Namun sayangnya, sebagian besar pasar tersebut justru digarap oleh pemain dari luar negeri.

Riset yang dilakukan oleh Agate Studio menemukan bahwa pada 2016 saja, nilai pasar industri game Indonesia masih sebesar 300 juta dollar AS atau setara Rp 4,1 triliun. Dari nilai itu, 92 persen dikuasai oleh pemain luar negeri, sementara pemain-pemain lokal hanya menguasai 8 persen saja.

Lebih rinci lagi, dari 8 persen yang dikuasai oleh pemain lokal, sebanyak 7,6 persen merupakan game yang dikembangkan atau hak kekayaan intelektual (IP) berasal dari luar negeri. Sedangkan yang benar-benar seluruhnya dikembangkan oleh pemain asal Indonesia, hanya 0,4 persen saja.

"Itu data kami tahun 2016, kalau 2017 situs riset Newzo menyebut nilai pasar naik ke 800 juta dollar AS. Tapi pangsa pasar sekarang pasti beda lagi. Saya yakin pemain lokal malah lebih kecil. Kemarin kan booming-nya Mobile Legends asal China," terang CEO Agate Studio, Arief Widhiyasa saat bincang dengan Kompas.com di Game Connection America 2018, AT&T Park, San Francisco, Selasa (20/3/2018).

Baca juga : Potensi Industri Game Indonesia Rp 11 Triliun, Tapi Belum Tergarap

Dia berpendapat kondisi tersebut sudah masuk tingkat gawat. Apalagi bila membandingkannya dengan industri game di negara-negara lain, yang pada tahun 2016 itu juga sudah tergolong berkembang dan besar.

Dalam riset yang sama, Agate studio menemukan bahwa di Vietnam industri game bernilai 500 juta dollar AS atau setara Rp 6,8 triliun. Dengan 42 persen pangsa pasarnya dikuasai pemain lokal, dan memiliki 30 perusahaan game yang pegawainya mencapai lebih dari 50 orang.

Selain itu, Vietnam juga memiliki banyak talenta pemrograman khusus game. Pada tahun tersebut, jumlahya mencapai 6.000 orang. Sedangkan Indonesia hanya memiliki sekitar 600 orang.

"Kalau di Indonesia, ada berapa coba perusahaan game yang pegawainya lebih dari 50 orang? Pada 2016 ada 5, kalau sekarang sudah berkurang. Perusahaan besar itu kan jadi pendorong industri game supaya makin tumbuh ekosistemnya," imbuh Arief.

Baca juga : Industri Game dan Animasi Kesulitan Akses Pembiayaan Perbankan

Memelihara talenta lokal

Arief mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya saat ini juga turut aktif dalam mencari solusi untuk memperbaiki kondisi industri game Tanah Air. Salah satunya adalah dengan mengadakan Agate Academy yang menjadi wadah untuk memicu minat sekaligus memberi pelajaran terkait pemrograman game.

"Targetnya tahun ini kalau bisa kami akan buka satu kantor di satu pulau, supaya bisa menggaet talenta yang lebih banyak," jelas Arief.

Kompas TV Amik Rafli, Umar Said, dan Muh. Abdul menciptakan game dengan augmented reality.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com