Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngatmin, Mengolah Bambu menjadi Biola

Kompas.com - 25/03/2018, 11:04 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang pria yang tinggal di lereng Gunung Muria di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mampu membuat alat musik gesek, biola dari pohon bambu. Suara nyaring dari biola bambu yang diciptakan mempunyai keunggulan tersendiri.

Dia adalah Ngatmin (40), warga Desa Japan Rt 04/03 Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Untuk membuat biola bambu itu, Ngatmin mencari bambu jenis Petung yang tinggal di wilayah gunung atau yang berada di 1.300 di atas permukaan laut. Bambu Petung itu banyak ditemukan di wilayahnya. Namun bambu yang dipilih harus yang berumur lebih dari 10 tahun.

Setelah itu, bambu dipotong-potong, kemudian dijemur hingga kering selama 5-6 bulan. Setelah kering, barulah bambu dapat diolah menjadi rangka biola.

"Biola dari bambu ini suaranya lebih nyaring. Lebih melengking, khas dari bambu," ujar Ngatmin, saat ditemui di rumahnya, Minggu (25/3/2018).

Ide membuat biola bambu terinspirasi dari alat suling. Ia sebelumnya berpikir bahwa pohon bambu yang banyak ditemukan di lereng Muria semestinya juga dapat dibuat menjadi biola.

Keyakinan itu kemudian dilakukan ujicoba dengan berbagai jenis bambu. Namun setiap percobaan bambu selalu gagal, hingga akhirnya dia berhasil membuat biola dari bambu jenis petung.

"Saya diberi pekerjaan membuat biola dari bagan kayu, maka saya coba buat dari bambu. Dari bambu lama pengeringan 5-6 bulan. Suara butuh kekeringan kayu. Kami hati-hati tidak asal bikin dari bambu," ujarnya.

Ngatmin sendiri mampu membuat biola karena mempunyai keterampilan mengukir. Dia sudah bekerja selama puluhan tahun bekerja sebagai tukang ukir di Jepara.

Sementara keterampilan bermusik didapatkan saat ia belajar saat bekerja di Bogor, Jawa Barat.

Biola bambu yang dikreasikan ya pun diberi hiasan ukir gambar pewayangan di bagian ujungnya. Dengan ukiran itu, biola buatannya berbeda jika dibanding biola buatan pihak lain.

"Keunikan kami di bagian kaki (ujung) ada gambar wayang, garuda, kuda," ucapnya.

Biola bambu buatannya pun laris di pasaran. Setidaknya pasar Bali, Kalimantan hingga Semarang yang rajin memesan biola bambu itu.

Lewat biola Bambu, Ngatmin setidaknya dapat mempekerjakan warga lokal. Mereka dapat berkarya di perdesaan dengan karya berkualitas.

Satu biola bambu yang berkualitas dipatok antara Rp 1 juta hingga Rp 4 juta rupiah.

Produk biola bambu dari lereng Muria ini disertakan dalam beragam pameran nasional. Pengiriman produk untuk pameran difasilitasi Dinas Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com