Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Bahas Temuan BPOM terkait Ikan Terkontaminasi Cacing

Kompas.com - 03/04/2018, 16:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengimbau publik tidak menyamakan atau menggeneralisasi jenis produk kalengan tertentu mengandung cacing.

Hal ini diungkapkan untuk menanggapi temuan 27 merek produk ikan makarel kalengan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang disebut mengandung parasit cacing.

"Jangan generalisasi. Tidak semua merek itu terkontaminasi (cacing)," kata Enggar saat ditemui di gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).

Menurut Enggar, pemerintah akan membahas secara khusus temuan Badan POM untuk kemudian ditentukan langkah selanjutnya yang akan ditempuh.

Sembari membahas sikap pemerintah, Kementerian Perindustrian disebut Enggar akan menindaklanjuti temuan tersebut dan akan mengecek industri yang terbukti produknya terdapat parasit cacing.

Pihaknya turut mengajak agar masyarakat tidak menyamaratakan semua produk ikan kalengan sejenis mengandung parasit cacing. Enggar menjanjikan, setiap produk dan industrinya akan diteliti satu per satu untuk memastikan apakah aman untuk dijual dan dikonsumsi atau tidak.

"Nanti dilihat, diperiksa, tapi, kan, belum tentu semua merek itu terkontaminasi. Nanti yang mati industrinya. Kami akan ada pertemuan di kantor Menko (Perekonomian) untuk membahas masalah itu," tutur Enggar.

Sebelumnya, Kepala Badan POM Penny Lukito mengungkapkan bahwa pihaknya sudah meminta importir dan produsen untuk menarik produk yang didapati mengandung parasit cacing.

Sampai 28 Maret 2018, Badan POM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap 514 sampel ikan dalam kemasan yang terdiri atas 66 merek.

Dari hasil pengujian, diketahui 27 merek di antaranya yang terdiri dari 16 produk impor dan 11 produk dalam negeri positif mengandung parasit cacing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com