Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahana: Kuartal II 2018 Daya Beli Diprediksi Meningkat

Kompas.com - 19/04/2018, 19:06 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahana Sekuritas memperkirakan terjadinya peningkatan daya beli masyarakat pada Kuartal II tahun 2018 ini. 

Beberapa faktor pendorong peningkatan daya beli adalah pencairan dana desa pada bulan Maret hingga Juli sebesar 60 persen, dan sisanya mulai dicairkan pada Agustus mendatang.

Selain itu, sebagian besar masyarakat juga akan menerima THR (Tunjangan Hari Raya) di Hari Raya Idul Fitri yang juga terjadi di kuartal II 2018.

Indikasi meningkatnya daya beli masyarakat juga dipengaruhi oleh kampanye dan pelaksanaan Pilkada  dalam rentang Februari hingga Juni mendatang.

Melihat indikasi positif ini, Bahana merekomendasikan beli atas saham PT Mayora Indah (MYOR) yang memiliki kinerja positif dari sisi ekspor. Bahana juga menaikkan target harga menjadi Rp 3.300/lembar saham, dari yang sebelumnya seharga Rp 2.700 per saham. Perkiraan laba bersih pada akhir 2018, juga naik menjadi Rp 1,83 triliun dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 1,75 triliun.

Rekomendasi beli juga diberikan untuk saham PT Indofood Sukses Makmur dengan target harga Rp 8.600/lembar saham. Sebab, sebagian besar produk yang dijual adalah untuk kalangan menengah ke bawah melalui anak usahanya Indofood CBP Sukses Makmur.

Dengan perkiraan daya beli masyarakat yang bakal semakin kuat memasuki paruh kedua, perseroan berkode saham NDF ini bakal diuntungkan. Apalagi perseroan berencana mengeluarkan beberapa produk baru.

Di sisi lain, rekomendasi tahan diberikan untuk saham PT Unilever Indonesia, dengan target harga Rp 49.000 per saham. Pasalnya emiten berkode saham UNVR ini tidak berencana mengeluarkan produk baru dalam tahun ini, dan valuasi sahamnya juga sudah terlalu mahal.

Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi mengatakan, pada kuartal pertama 2018 ini, pertumbuhan penjualan industri barang konsumsi yang bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG) diperkirakan masih akan rendah.

Sehingga beberapa perusahaan yang bergerak di sektor FMCG cukup berhati-hati dalam mengelola pengeluaran termasuk belanja iklan yang berpengaruh cukup besar dalam keuangan perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com