Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pinjaman dari China Cair, Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikebut

Kompas.com - 02/05/2018, 06:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai salah satu anggota Konsorsium Kontraktor Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (HSRCC) akan melakukan percepatan pelaksanaan konstruksi.

Hal ini dilakukan setelah China Development Bank (CDB) melakukan pencairan kredit tahap pertama sebesar 170 juta dollar AS atau setara dengan Rp 2,28 triliun pada Jumat (27/4/18).

Mengutip Kontan.co.id Rabu (2/5/2018), Direktur Utama WIKA Tumiyana menyatakan, pencairan dana ini menunjukkan komitmen CDB dalam membiayai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"WIKA akan memanfaatkan dana tersebut dengan maksimal sehingga dapat menumbuhkan keyakinan pemangku kepentingan terhadap proyek pembangunan transportasi masa depan Indonesia," kata Tumiyana dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id.

Adapun lingkup pekerjaan WIKA dalam konsorsium adalah pekerjaan struktur, arsitektur, lanskap, serta mekanikal dan elektrikal. Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung sepanjang 142,3 km.

Selain bertindak sebagai kontraktor, WIKA turut berperan sebagai pemegang saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38 persen, sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25 persen, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25 persen, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sebesar 12 persen.

PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co Ltd masing-masing memiliki 60 persen dan 40 persen saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Kinerja Wijaya Karya di kuartal I-2018 positif. Berdasarkan laporan keuangan, WIKA berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 6,26 triliun. Torehan tersebut mampu berkontribusi pada laba bersih Perseroan yang mencapai Rp 171,22 miliar.

Terkait pencapaian laba tersebut, Direktur Keuangan WIKA ANS Kosasih menjelaskan bahwa di awal 2018, perusahaan ini banyak melaksanakan investasi di jalan tol dan kawasan transit oriented development (TOD) atau properti yang terhubung dengan infrastruktur transportasi publik yang dibangun WIKA sehingga terkesan margin WIKA menurun.

"Ada beberapa investasi WIKA di beberapa jalan tol dan infrastruktur transportasi publik lainnya serta di beberapa kawasan TOD yang membuat margin WIKA seakan turun.

Selain itu, ada pula investasi jalan tol yang sudah selesai seperti Tol Soreang-Pasir Koja yang sudah diresmikan Presiden yang saat ini telah dioperasikan oleh WIKA dan tentunya belum melampaui payback period," demikian Kosasih.

Namun, WIKA dalam posisi keuangan yang sangat sehat dan kondisi permodalan yang sangat kuat. "Kami sangat optimis bahwa di tahun 2018 ini kami bisa melampaui banyak rekor kinerja yang telah dicapai sebelumnya," ujarnya.

Kas dan setara kas yang dimiliki WIKA mencapai Rp 10,25 triliun atau meningkat 28,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total utang berbunga (interest bearing debt) sebesar Rp 12,25 triliun dan ekuitas sebesar Rp 14,73 triliun. Hal ini menunjukkan rasio utang berbunga terhadap ekuitas dan net gearing ratio masing-masing hanya sebesar 0,83 kali dan 0,14 kali.

Tumiyana meyakini bahwa performa WIKA akan semakin meningkat sejalan dengan semakin bertumbuhnya raihan kontrak baru perseroan hingga pekan III April 2018.

Capaian terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung dengan raihan kontrak Rp 8,18 triliun disusul sektor industri dengan Rp 2,07 triliun. Sementara itu, raihan kontrak dari sektor energi dan industrial plant menyumbang Rp 814,40 miliar dan sektor properti sebesar Rp 207,77 miliar.

"Raihan kontrak baru hingga pekan III April 2018 mencapai Rp 11,27 triliun atau hampir 20 persen dari target kontrak baru perseroan 2018. Kami yakin ini akan meningkat lebih cepat di kuartal-kuartal berikutnya," kata Tumiyana. (Sofyan Nur Hidayat)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pinjaman CDB cair, Wijaya Karya kebut pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com