Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai "Green Chiller" Phapros Hemat Tagihan Listrik Rp 500 Juta

Kompas.com - 04/05/2018, 22:34 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com
—PT Phapros Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dan alat kesehatan, mulai menggunakan teknologi green chiller untuk digunakan di industri mereka.

Penggunaan green chiller dinilai lebih efisien dalam kerja industri, menghemat pengeluaran tagihan listrik, serta ramah lingkungan.

"Instalasi chiller hidrokarbon menghemat tagihan listrik hampir Rp 500 juta per tahun," ujar Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami, di pabrik Phapors di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (4/5/2018).

Menurut Emy—panggilan Barokah—, teknologi green chiller pertama kali digunakan di dalam industri farmasi dan alat kesehatan. Green chiller berfungsi sebagai sistem pendingin berbasis hidrokarbon.

Green chiller mulai dipasang di pabrik Phapros mulai akhir 2017, dan chiller kedua pada Januari 2018. Chiller digunakan untuk pendingin ruangan produksi obat, penyimpanan, dan pembiakan bakteri di gedung produksi.

Baca juga: Phapros Pasarkan Alat Inasunt Untuk Penderita Hidrosefalus

Teknologi itu, sambung Emy, lebih efisien sekitar 50 persen dalam memaksimalkan energi. Pasalnya, alat itu mampu memaksimalkan 50 persen energi ketimbang memakai teknologi refrigen fluorocarbon.

Operasi green chiller juga lebih rendah sekitar 20 persen ketimbang fluorocarbon. Dengan teknologi itu, konsumsi energi dapat ditekan hingga 30 persen dibanding penggunaan fluorocarbon.

Penggunaan green chiller melihatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zysammenarbeit (GIZ) Jerman.

"Investasi melalui green chiller ini meningkatkan citra kami, karena pabrik kami menggunakan teknologi terbarukan," ujar Emy.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana, memuji penggunaan teknologi green chiller di industri farmasi.

Menurut Rida, cara itu bisa ditiru oleh industri lain dalam memaksimalkan potensi energi yang ada di industri.

Baca juga: Perusahaan Farmasi Phapros Mulai Garap Pasar Kosmetik dan Makanan

"Ini patut dijadikan percontohan dan role model untuk di-copy dengan yang lain," ucap Rida.

Selain itu, teknologi yang dinilai ramah lingkungan itu dibuat dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang mencapai 40 persen.

"Ini tanpa sentuhan sudah luar biasa dapat menghemat Rp 447 juta per tahun dan tinggal jalan," imbuh Rida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com