Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Momen Lebaran, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Lebih Baik

Kompas.com - 08/05/2018, 14:55 WIB
Aprillia Ika

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2018 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2018. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen.

Raden Pardede, Wakil Ketua Pokja III Satgas Percepatan Reformasi Struktural mengatakan, dari sisi siklusnya saja pertumbuhan ekonomi di kuartal II selalu lebih besar ketimbang kuartal I. Selain itu, pada kuartal II juga ada momen Ramadhan dan Lebaran.

"Pada momen Ramadhan itu selalu produksi lebih banyak, konsumsi lebih banyak. Jadi menurut saya kuartal II pasti lebih baik dari kuartal I," kata Raden usai acara Seminar Nasional BI dan ISEI bertema Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor di Yogyakarta, Senin (7/5/2018).

Menurut Raden, pertumbuhan kuartal II diatas 5,1 persen hingga 5,3 persen. untuk itu dia mengajak agar momentum siklus ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Baca juga : BI: Pertumbuhan Ekonomi DIY hingga 5,6 Persen di 2018

"Kalau momentum ini dan momen Lebaran digabung lagi dengan mendorong ekspor, (pertumbuhannya) akan lebih bagus lagi. Jadi tidak hanya terbantu permintaan atau konsumsi dalam negeri," kata dia.

Permintaan luar negeri ini harus dimanfaatkan karena ekonomi dunia sedang pulih. Seharusnya Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi dunia itu.

Raden menambahkan, nantinya secara tahunan pertumbuhan ekonomi indonesia di 2018 juga akan lebih baik dibandingkan 2017.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara dalam kesempatan sama mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 sedikit di bawah ekspektasi BI, yakni di level 5,1 persen.

Mirza mengatakan, kalau dilihat dari angka-angka yang dirilis BPS menunjukkan penyumbang PDB Indonesia hingga 20 persen adalah manufaktur yang tumbuh 4,5 persen. Kontribusi sektor perdagangan juga besar yakni 13 persen dengan pertumbuhan juga di bawah 5 persen.

Sementara sektor yang bertumbuh di atas 5 persen yakni konstruksi yang berkontribusi 10 persen dari PDB. Itu mengkonfirmasi bahwa pembangunan infrastruktur memiliki kontribusi pada PDB.

"Tetapi memang belum besar (kontribusi infrastruktur, hanya jika nanti pembangunan infrastruktur jangka panjang akan terlihat hasilnya. Indonesia sudah on the right track membangun infrastruktur," kata Mirza.

Baca juga : Triwulan I 2018, Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Naik Jadi 6,02 Persen

Jika dilihat konsumsi rumah tangga masih 1 persen tumbuh dibawah 5 persen, yakni 4,95 persen. "Jadi memang ekonomi Indonesia belum pada potensi tertingginya tetapi bukan juga ekonomi yang turun. Tetapi ekonomi yang masih perlu didorong," lanjut Mirza.

Dari sisi moneter, lanjutnya, sudah banyak kebijakan yang mendorong. Tinggal sekarang kebijakan di sektor riil untuk bisa mendorong manufaktur tumbuh lebih tinggi supaya sektor perdagangan bisa lancar dan sektor lain juga tumbuh lebih tinggi.

Ekonomi Daerah

Mirza mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jawa tumbuh di atas 5,3 persen yang memberikan arti 60 persen perekonomian Indonesia ada di pulau Jawa. Sementara 30 persen perekonomian dari pulauSumatera dan Kalimantan yang tumbuh dibawah 4,5 persen.

Pertumbuhan ekonomi di Sumatera dan Kalimantan dibawah 5 persen karena kemungkinan harga kelapa sawit, karet turun sementara harga batubara agak naik.

"Sumatera dan Kalimantan hanya 30 persen dari ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,5 persen pasti kemudian ekonomi nasional tidak terdongkrak," kata Mirza.

Kompas TV Ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2018 tumbuh 5,06 persen. Angka ini naik dari periode yang sama tahun 2017 lalu yang hanya tumbuh 5,01 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com