Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa April Tergerus 1,1 Miliar Dollar AS, untuk Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

Kompas.com - 08/05/2018, 18:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa hingga akhir April 2018 sebesar 124,9 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa akhir April ini lebih rendah dibandingkan posisi pada akhir Maret 2018 lalu sebesar 126 miliar dollar AS.

"Penurunan cadangan devisa pada April 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi," demikian keterangan tertulis sebagaimana yang diunggah di laman resmi BI, bi.go.id pada Selasa (8/5/2018).

Dengan begitu, cadangan devisa yang terpakai per akhir April tercatat sebesar 1,1 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir April ini setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa ini juga terhitung masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Dalam hal ini, Bank Indonesia menilai cadangan devisa yang dimiliki mampu mendukung ketahanan di sektor eksternal serta dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung terjaganya keyakinan terhadap prospek perekonomian domestik yang membaik dan kinerja ekspor yang tetap positif," tambah keterangan dari BI.

Adapun kenaikan nilai utang luar negeri tidak lepas dari pengaruh pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini. Pelemahan rupiah sudah berlangsung sejak pekan lalu, di mana dinamika nilai tukar ada pada kisaran Rp 13.700 sampai Rp 13.900 dan menyentuh angka Rp 14.000 per Senin (7/5/2018) kemarin.

Hal ini sesuai prediksi analis yang memperkirakan bahwa pelemahan rupiah akan berlanjut selama sepekan ini, bahkan berpotensi sampai akhir Mei 2018.

Faktor-faktor yang turut berkontribusi dalam pelemahan rupiah adalah pembagian dividen emiten pada awal kuartal II 2018 yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap dollar AS, penguatan mata uang Amerika Serikat, hingga kenaikan US treasury atau suku bunga obligasi negara di atas 3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com