Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bappenas: Energi Terbarukan untuk Meningkatkan Penggunaan Listrik Wilayah Terpencil

Kompas.com - 22/05/2018, 15:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat penggunaan listrik di Indonesia masih jauh dari merata.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, energi terbarukan seharusnya dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penggunaan listrik di wilayah terpencil Indonesia. Dia mengilustrasikan, di beberapa wilayah masih banyak yang mengeluhkan listrik di daerah mereka tidak cukup atau tidak dapat berjalan stabil selama 24 jam.

"Framework renewable energy bukan sekadar listrik yang ramah lingkungan, tetapi juga menjadi solusi untuk daerah-daerah terpencil seperti di Melawai, atau di Nias," ujarnya, Selasa (22/5/2018).

Menurutnya saat ini kontribusi pembangkit listrik energi terbarukan hanya 7-8 persen dari total pembangkit listrik di Indonesia. Angka ini jauh dari target 23 persen penggunaan energi terbarukan di tahun 2025 mendatang.

"Jadi kita perlu meningkatkan penggunaan energi terbarukan 2 persen setiap tahunnya untuk mencapai target ini, walau angka ini terlihat kecil tapi ini sebuah tantangan bagi kita," jelasnya.

Sebab, penggunaan energi terbarukan harus berkompetisi dengan penggunaan bahan bakar fosil yang sudah mendominasi di Indonesia, salah satunya batu bara.

"Sementara itu untuk batu bara sendiri kondisinya cukup dilematis, banyak negara maju, terutama Eropa, yang memiliki isu terkait penggunaan batu bara. Bahkan Inggris sudah mendeklarasikan untuk tidak lagi menggunakan batu bara di tahun 2025," kata dia.

Dia berpendapat, memang tidak akan mudah untuk lepas dari batubara sebagai energi pembangkit listrik. Karena, batubara merupakan salah satu jenis komoditas yang paling menguntungkan bagi beberapa pihak di Indonesia.

Selain itu, dia beranggapan, untuk dapat meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebagai pembangkit listrik, Indonesia perlu untuk fokus pada energi yang sudah dikembangkan, salah satunya geothermal.

"Salah satu energi terbarukan kita, hydro power plant geothermal Salura di Sumatera Selatan dapat menghasilkan listrik hingga 1.000 megawatt," ujarnya.

Namun, dirinya tidak menampik fakta, pemain tunggal listrik Indonesia, PLN, belum tentu tertarik untuk mengembangkan energi ini, karena kedua belah pihak belum dapat mencapai kata sepakat terkait harga pokok penjualan (HPP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com