Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Panjang Lebaran, Bagaimana Nasib Rupiah?

Kompas.com - 11/06/2018, 06:04 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi mengalami pelemahan saat perdagangan kembali dibuka pasca libur Lebaran.

Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, potensi melemahnya rupiah ketika perdagangan dibuka pada 20 Juni nanti cukup besar. Tanda-tanda meningkatnya sentimen negatif kenaikan suku bunga acuan AS sudah terlihat dalam dua hari terakhir.

“Tren penguatan rupiah tidak bertahan lama dan jelang libur panjang akhirnya rupiah mulai melemah,” sebutnya, Jumat (8/6/2018).

Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat akan diputuskan dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13 Juni mendatang.

Baca juga: Jaga Rupiah dan Bayar Utang, Cadangan Devisa Mei Tergerus 2 Miliar Dollar AS

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.932 per dollar AS pada Jumat lalu atau melemah 0,41 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya. Masih di hari yang sama, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,24 persen ke level Rp 13.902 per dollar AS.

Menurut dia, pelemahan nilai tukar mata uang tidak hanya terjadi pada Indonesia saja, melainkan juga negara-negara emerging market lainnya.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia menyampaikan, tren pelemahan nilai tukar mata uang jelang agenda FOMC berpotensi terjadi pada negara-negara emerging market yang memilki defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Alhasil, sekalipun perdagangan di Indonesia tidak libur, rupiah berpeluang besar kembali mengalami tren pelemahan.

Dia menambahkan, pada dasarnya kenaikan suku bunga acuan AS bakal menjadi sentimen utama yang berpotensi melemahkan rupiah setelah libur lebaran berakhir nanti. Apalagi, kenaikan tersebut juga berdampak pada naiknya nilai Credit Default Swap atau persepsi risiko investasi Indonesia dan negara-negara emerging market lainnya.

Memang, pada pekan depan juga ada konferensi pers dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang kemungkinan membahas kelanjutan pengetatan moneter di Eropa, termasuk respons terhadap keputusan The Federal Reserves. Namun, pengaruh sentimen tersebut tidak sebesar kenaikan suku bunga acuan AS.

“Efek kenaikan Fed Fund Rate cukup besar bagi rupiah karena sekitar 40 persen utang Indonesia berdenominasi dollar AS,” ujar Ahmad, Jumat lalu.

Menurut perkiraan Ahmad, jika kenaikan suku bunga acuan AS benar-benar terjadi, dalam jangka pendek rupiah masih akan bertahan di kisaran Rp 13.900—14.000 per dollar AS.

Adapun hingga akhir tahun nanti, ia meramal rupiah akan berada di rentang Rp 14.000—14.100. Asumsi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak 3 kali di tahun ini.

Sementara itu, pada akhir Juni, Lukman memproyeksikan rupiah akan berada di kisaran Rp 13.850—Rp 14.000. Ia pun masih yakin rupiah dapat bertahan di bawah level Rp 14.000 per dollar AS pada akhir tahun nanti. (Dimas Andi)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Rupiah terancam melemah pasca liburan dan kenaikan Fed Fund Rate


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com