Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OPEC Sepakat Tingkatkan Produksi, Harga Minyak Dunia Turun

Kompas.com - 26/06/2018, 07:14 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

VIENNA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah turun pada Senin (25/6/2018) waktu setempat selepas Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan negara produsen minyak lain sepakat untuk meningkatkan produksi minyak secara bertahap setelah sempat memotong jumlah produksi selama hampir 2 tahun belakangan ini.

Pada perdagangan Senin, Brent, sebagai patokan harga minyak dunia, jatuh 1,8 persen menjadi 74,15 dollar AS per barrel. Sementara harga perdagangan West Texas Intermediate turun 0,5 persen menjadi 68,95 dollar AS per barrel.

Pada pertemuan di Vienna, Austria pada akhir pekan lalu, OPEC sepakat untuk mengurangi jumlah pemotongan produksi yang sebelumnya mencapai 150 persen pada bulan Mei lalu menjadi 100 persen di awal Juli mendatang.

Sebelumnya, Arab Saudi sempat mengumumkan akan meningkatkan produksi minyak hingga 1 juta barrel per hari. Namun, analis mengatakan, jumlah yang akan terealisasi akan lebih kecil karena adanya gangguan produksi di beberapa negara lain.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya...

Analis dari Jeffries Jason Gammel mengatakan, kesepakatan yang baru akan memutuskan untuk menambahkan hasil produksi sejumlah 700.000 barrel per hari. Menurut dia, Arab Saudi, Rusia, Uni Emirat Arab dan Kuwait akan menambahkan suplai kepada pasar dalam jumlah yang cukup besar pada kuartal ke 3 tahun ini.

"Kami pikir produsen tidak mungkin membanjiri pasar dan membuat harga minyak anjlok, namun pada saat yang bersamaan harga yang terlampau tinggi akibat permintaan serta temperamen dari Presiden As nampaknya menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan bagi kelompok ini (OPEC)," ujar Gammel, dikutip melalui BusinessInsider, Selasa (26/6/2018).

Pemerintah AS sebelumnya sempat meminta negara-negara yang memotong produksi minyak untuk mengembalikan produksi menjadi 1 juta barrel per hari. OPEC pun menolak permintaan tersebut, namun Presiden Trump secara terbuka sempat mengecam OPEC dan mengatakan harga minyak saat ini terlalu tinggi.

Di sisi lain, ekonom Capital Economics Thomas Pugh mengatakan, pernyataan Saudi untuk meningkatkan produksi hingga 1 juta barrel bisa saja terealisasi. Dirinya memprediksi akan terjadi peningkatan produksi minyak cukup tajam pada beberapa bulan mendatang.

"OPEC sempat mengalami kesulitan untuk mengawasi kuota (produksi minyak) kelompok di masa lalu, sehingga ada risiko produksi melampaui target," kata Pugh.

Meskipun, Pugh menekankan risiko dari anjloknya produksi minyak di beberapa negara seperti Venezuela akibat dari krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com