Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI: Kalau Ingin Kendalikan Kurs, Konsekuensinya BI Rate Naik

Kompas.com - 29/06/2018, 15:42 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan naiknya suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen merupakan konsekuensi dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Kenaikan suku bunga acuan merupakan upaya untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah rupiah.

"Kalau kita ingin kendalikan kurs, konsekuensinya suku bunga BI rate harus dinaikkan," ujar Inarno di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Inarno mengakui gejolak pasar luar biasa belakangan ini. Ditambah dengan perang dagang global yang sempat membuat IHSG merosot ke level 5.600.

(Baca: BI Memutuskan Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin)

Menurut dia, fluktuasi nilai tukar rupiah lebih besar dipengaruhi faktor eksternal.

"Kembali lagi bahwasanya dampak dari eksternal. Ini akan selalu terjadi ke depannya," kata dia.

Namun, Inarno meyakini Bank Indonesia telah menghitung langkah apa yang akan ditempuh menghadapi pelemahan rupiah.

"Dengan mengendalikan kurs, pasti kan repo rate bisa naik," kata dia.

Selain BI 7-Days Reverse Repo RateDeposit Facility Rate juga naik 50 bps menjadi 4,5 persen, demikian pula suku bunga landing facility juga meningkat 50 bps menjadi 6 persen.

(Baca: Jumat Siang, Rupiah Tembus Rp 14.360 per Dollar AS)

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan itu merupakan langkah preventif BI untuk memperkuat stabilitas ekonomi, utamanya stabilitas nilai tukar terhadap perkiraan kenaikan suku bunga Amerika (Fed Fund Rate) hingga 4 kali tahun dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global.

Kebijakan tersebut tetap ditopang dengan intervansi ganda di pasar valas dan pasar utang negara.

Sebelumnya, pada Mei lalu, BI telah telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 2 kali masing-masing sebanyak 25 bps.

Langkah menaikkan suku bunga acuan dilatarbelakangi ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global, serta untuk menjaga cadangan devisa yang sudah tergerus untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejak awal 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 Per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 Per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com