Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Petani Juni 2018 Meningkat

Kompas.com - 02/07/2018, 14:05 WIB
Kurniasih Budi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan perkembangan nilai tukar petani (NTP) pada Juni 2018 mengalami perkembangan yang menggembirakan di berbagai sub-sektor pertanian Nusantara.

"NTP nasional pada Juni 2018 sebesar 102,04 atau naik 0,05 persen dibanding NTP bulan sebelumnya," katanya dilansir Antaranews.com, Senin (2/7/2018).

NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani.

Pada Juni 2018, NTP Provinsi Maluku mengalami kenaikan tertinggi 0,78 persen. Sebaliknya, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar 1,87 persen dibandingkan provinsi lainnya.

(Baca: Kementan Tidak Jadikan Nilai Tukar Petani Tolok Ukur Kesejahteraan)

Selain itu, pada Juni 2018 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,33 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks di seluruh kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga.

Kepala BPS mengungkapkan, meski berbagai sub-sektor dari nilai tukar petani mengalami kenaikan, tetapi ada yang mengalami penurunan yaitu sub-sektor tanaman perkebunan rakyat.

Menurut dia, penurunan itu antara lain karena ada penurunan harga dari sejumlah komoditas seperti kelapa sawit, curah kakao, kopi, dan cengkeh.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan petani di Indonesia menguasai jaringan pemasaran produknya, sehingga bisa mengambil keuntungan optimal dari sisi perdagangan komoditas yang dihasilkannya.

(Baca: Jokowi: Untuk Menjadi Kekuatan Besar Buatlah Korporasi Petani)

"Jangan sampai petani kita terus menjual gabah. Stop itu. Petani harus bisa menjual beras. Tetapi beras harus bentuk kemasan karena keuntungan ada di situ dan petani harus bisa menjual sampai ke konsumen," kata,” Presiden Joko Widodo, Kamis (28/6/2018) lalu.

Jokowi mengatakan petani bisa menguasai jaringan pemasaran dengan cara menitipkan produknya di toko online atau dipasarkan sendiri melalui jaringan online.

Sedangkan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Selasa (5/6/2018) mengatakan, peningkatan produksi hasil lahan pertanian juga akan mendongkrak kesejahteraan petani.

(Baca: Berhasil Ekspor Jagung, Kesejahteraan Petani NTB Meningkat)

 

Oleh karenanya, pemerintah saat ini berfokus untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.

Pemerintah saat ini sudah menyebarkan hingga sekitar 350 ribu alat dan mesin pertanian (alsintan) guna meningkatkan produksi hingga berkali-kali lipat.

Selain itu, penggunaan alsintan juga berguna untuk menekan biaya produksi pertanian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com