Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Juni Surplus 1,74 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 16/07/2018, 11:51 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI mengalami surplus pada Juni 2018 sebesar 1,74 miliar dollar AS. Posisi surplus ini merupakan yang kedua kalinya sejak awal tahun setelah bulan-bulan sebelumnya lebih didominasi oleh defisit neraca perdagangan.

"Untuk bulan Juni alhamdulillah kita mengalami surplus 1,74 miliar dollar AS," kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018).

Suhariyanto mengatakan, ekspor bulan Juni tercatat sebesar 13 miliar dollar AS.  Posisi ini turun 19,80 persen dibanding ekspor bulan Mei 2018, meski meningkat 11,47 persen dibandingkan ekspor Juni 2017 (year on year).

"Penurunan ekspor Juni yang bertepatan dengan Lebaran biasa terjadi, karena jumlah hari kerja mengalami penurunan. Biasanya di Ramadhan naik tinggi, turun di Lebaran, lalu akan naik lagi," tutur Suhariyanto.

Baca juga: Baca juga: Impor Musiman Mereda, BI Prediksi Neraca Perdagangan Kembali Surplus

Sementara untuk impor Juni 2018 mencapai 11,26 miliar dollar AS atau turun 36,27 persen dibanding Mei 2018.  Angka ini tumbuh 12,66 persen dibanding Juni 2017.

Adapun kontribusi ekspor pada Juni berasal dari sektor migas sebesar 1,72 miliar dollar AS, pertanian 0,2 miliar dollar AS, industri pengolahan 8,55 miliar dollar AS, juga dari pertambangan dan lainnya yang sebesar 2,53 miliar dollar AS.

Dari keempat sektor tersebut, untuk pertanian turun 35,20 persen dibanding ekspor Mei 2018 dan industri pengolahan turun 27,28 persen dibanding Mei 2018.

Adapun sektor yang menyumbang kontribusi terhadap impor Juni 2018, hampir seluruhnya mengalami penurunan dibanding Mei 2018. Baik dari sektor konsumsi sebesar 1,01 miliar dollar AS yang turun 41,85 persen, bahan baku/penolong 8,51 miliar dollar AS yang turun 35,21 persen, serta barang modal 1,74 miliar dollar AS yang turun 37,81 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com