Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS: Rupiah Kita Sudah Tidak Liar Lagi...

Kompas.com - 18/07/2018, 22:24 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menilai, upaya Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga hingga 100 bps terhitung akhir Juni 2018 berhasil menyeimbangkan kondisi rupiah di tengah kondisi global yang tidak stabil.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyebutkan, dengan naiknya suku bunga BI tersebut, nilai tukar rupiah menemukan kondisi keseimbangan baru.

"BI berusaha menyeimbangkan situasi dengan memengaruhi pasar agar kesimbangan di Indonesia lebih cepat stabil dengan menaikkan BI rate 100 bps. Sehingga, rupiah kita sudah tidak liar lagi. Sudah ada semacam keseimbangan baru untuk nilai tukar kita," kata Halim ketika memberikan keterangan kepada awak media pada Rabu, (18/7/2018).

Namun, Halim menilai situasi ini tidak akan berjalan lama. Kondisi ekonomi Indonesia yang mudah terpengaruh perekonomian global, terutama kebijakan-kebijakan Amerika Serikat (AS), membuat rupiah tetap berada pada kondisi yang rentan.

Baca juga: Rupiah Melemah, Sejumlah Investor Tunda Investasi

"Tentu ini tidak akan langgeng, tergantung nanti kalau AS buat kebijakan baru lagi, Indonesia pun akan mengikuti, mudah-mudahan sih kebijakan barunya diterima pasar," ujar Halim.

Halim menambahkan, meskipun masih rentan, saat ini keputusan BI menaikkan suku bunga sudah mulai diterima oleh pasar.

"Minggu lalu saya lihat sudah terjadi capital inflow, sekarang dengan yield (imbal hasil) pasar SBN (Surat Berharga Negara) sudah menarik untuk mereka masuk," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com