JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah tak lagi fokus membangun infrastruktur sebagaimana dilakukan di tiga tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Saat itu, ekonomi dunia melambat sehingga Indonesia mengambil celah tersebut untuk menggaet investor. Terbukti, tanpa perlu usaha besar untuk "jualan", investor datang ke Indonesia. Berbeda dengan 2018 di mana ekonomi dunia mulai menggeliat.
"Kalau tidak memperbaiki fokus kebijakan kita, kita pasti akan tertinggal," ujar Darmin di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Indonesia belum berada di posisi aman karena bukan negara yang tingkat ekspornya 40 persen terhadap GDP, melainkan hanya 20 persen. Hal tesebut bisa dengan mudah membuat Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia dan Thailand yang tiga tahun sebelumnya kalah saat ekonomi dunia melemah.
Oleh karena itu, pemerintah menciptakan Online Single Submission, sistem online terintegrasi yang memudahkan investor mengurus perizinan di Indonesia. Yang menjadi pekerjaan rumah ke depan adalah membina sumber daya manusia untuk memaksimalkan pengoperasian sistem tersebut.
"Ranking kita dalam daya saing di dunia ini, selalu kita keteteran kualitas SDM," kata Darmin.
Darmin mengatakan, semangat mengembangkan sistem baru memang tinggi, namun sulit mencari SDM yang mumpuni.
Agar investor semakin tertarik, pemerintah memberikan berbagai insentif. Salah satunya tax holiday. Dengan perizinan mudah, insentif yang memikat, serta pelatihan vokasi, diharapkan daya tarik terhadap investor semakin tinggi.
"Kita akan lihat dengan kombinasi tiga itu ditambah infrastruktur yang sudah dibangun, ini menjawab perkembangan ke depan," kata Darmin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.