Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Kementan Bantu Kelompok Ternak yang Terdampak Gempa Lombok

Kompas.com - 10/08/2018, 14:40 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) dan memberikan bantuan khususnya bagi peternak yang ternaknya membutuhkan bantuan berupa pakan ternak, obat-obatan, dan pelayanan kesehatan hewan.

Pasca-gempa bumi yang melanda Lombok Utara dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan wilayah sekitarnya, Kementan juga membuat Posko Peduli Gempa NTB.

Untuk mempercepat penerimaan bantuan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginstruksikan Ditjen PKH untuk membentuk Tim Aksi Peduli Gempa yang terdiri dari Ditjen PKH (Pusat dan UPT), Dinas PKH Provinsi Bali, dinas kabupaten yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan.

Tim tersebut telah bertugas di lapangan sejak terbentuk pada 5 Agustus 2018 hingga kini.

Baca juga: Kementan Kumpulkan Bantuan bagi Korban Gempa Lombok

"Tim khusus ini saya tugaskan untuk membantu warga korban gempa, terutama membawa perlengkapan termasuk bantuan pakan, vaksin, obat-obatan dan pelayanan kesehatan serta teknis lainnya agar ternak warga tetap selamat dan sehat," kata Amran dalam pernyataan tertulis, Jumat (10/8/2018).

Direktur Jenderal PKH I Ketut Diarmita mengatakan, bantuan ini akan disalurkan untuk kelompok ternak yang terkena dampak bencana gempa.

Setelah dilakukan identifikasi mendalam, kata dia, diketahui bahwa daerah yang mengalami dampak paling serius adalah Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. Namun demikian, hingga kini belum ada laporan terkait kematian ternak akibat gempa Lombok.

“Kami sangat peduli dengan musibah yang menimpa Saudara kita di Pulau Lombok ini, apalagi NTB ini adalah salah satu sentra produksi sapi potong (lumbung ternak) penyumbang kebutuhan nasional,” ujar I Ketut Diarmita saat menyerahkan bantuan langsung di Posko Satgas PKH Peduli Gempa yang berlokasi di kantor BPTP NTB, Rabu (8/8/2018) lalu.

Baca juga: Pasca-Gempa Lombok, Aksi Pencurian Marak Terjadi Bikin Warga Kesal

Bantuan itu akan diberikan ke peternak di dua kabupaten tersebut karena saat mengungsi biasanya mereka panik dan belum optimal untuk mencari pakan ternak.

“Semoga bantuan ini bisa terdistribusikan dengan baik dan bermafaat bagi peternak, ” ujarnya.

Wilayah terdampak gempa di Lombok Utara

I Ketut Diarmita menyebutkan, wilayah terdampak di Kabupaten Lombok Utara (KLU) berada di 4 kecamatan yaitu Tanjung, Pemenang, Gangga, Kahyangan. Sementara, wilayah terdampak di Kabupaten Lombok Timur berada di 3 kecamatan yakni Sembalun, Sambelia dan Pringgabaya.

Menurut dia, jumlah ternak sapi yang ada di KTT Lombok Utara diperkirakan sekitar 1.307 ekor.

Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.

Tercatat ada 9 Kelompok Tani Ternak (KTT) di Kabupaten Lombok Utara yang terkena dampak gempa antara lain:

1. KTT Sri Datu dengan jumlah sapi sebanyak 295 ekor.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com