Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Pulihkan Bekas Tambang Jadi Kawasan Ekowisata

Kompas.com - 13/08/2018, 10:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Indonesia sebagai salah satu kontraktor Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) mengubah bekas galian tambang menjadi kawasan ekowisata sebagai upaya menghilangkan dampak negatif dari aktivitas pertambangan.

Hal tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi Pasca Tambang Keputusan dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara,

Salah satu kegiatan eksplorasi dan penambangan batu bara dilakukan Adaro di Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Di lahan tersebut, mulai terlihat ada upaya produktif untuk melakukan reklamasi dan memanfaatkannya menjadi wilayah ekowisata.

Research and Development Rehabilitation and Mine Closure Section Head PT Adaro Indonesia, Fazlul Wahyudi mengatakan, lahan tersebut luasnya sekitar 1.500 hektar.

Baca juga: Adaro Akuisisi Tambang Batu Bara Milik Rio Tinto

"Kita manfaatkan sebagian sebagai kolam budidaya ikan dan sisanya dimanfaatkan sebagai model hutan konservasi keanekaragaman hayati dengan space kuncinya adalah bekantan dan berbagai macam burung,” ujar Fazlul dalam keterangan tertulis, Minggu (12/8/2018).

Fazlul mengatakan, dalam hutan konservasi bekas tambang dan lahan kritis itu terdapat 30 jenis burung dan tiga kelompok bekantan yang masing-masing beranggotakan sekitar 15-20 bekantan. Di Hutan Konservasi tersebut, hewan-hewan tersebut dirawat dan dilindungi.

Beberapa jenis pohon yang ditanam di lahan bekas tambang ditanami tiga jenis tumbuhan yakni, cover crops (rerumputan), fast growing, dan sisipan.

Fast growing jenisnya terdiri dari tumbuhan Sengon, pinus, eucalyptus, Acasia crassicarpa, pulai, Alaban, sungkai, ketapang, lamtoro, trembesi, kaliandra merah, kaliandra putih, cassia sp,” kata Fazlul.

Selanjutnya, untuk tanaman yang late succession atau sisipannya adalah ulin, Gaharu, Bayur, shorea leprosula, shorea parvifolia, shorea parvistipulata, kapur, keruing, mahang, mersawa, bengkiray, shorea balangeran.

Selain itu, kawasan tersebut juga ditanami jenis tanaman Multi purposes tree spesies (MPTS), yaitu buah-buahan lokal seperti kalangkala, sawo, taraf, Kapul, jengkol, langsat, pampakin, durian, ketapi, kuini, manggis, kasturi, rambai, dan ramania.

Adapun metode penambangan yang dilakukan PT Adaro adalah tambang terbuka dengan dengan sisitem Open PIT menggunakan kombinasi kerja alat gali-muat dan angkut. Lokasi penambangan terletak di kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, yang di bagi dalam tiga bagian tambang yaitu Tambang Tutupan, Tambang Paringin dan Tambangan Wara.

Akibat dari tambang terbuka ini, lahan terbuka lebih cepat dan ekosistem juga cepat berubah sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan.

Pengelolaan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari operasional tambang sehingga aktifitas pertambangan tidak meninggalkan masalah di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com