Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Khawatir Efek Domino Turki, IHSG Sesi I Ditutup Anjlok 200 Poin

Kompas.com - 13/08/2018, 12:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi pertama Senin (13/8/2018), ditutup melorot 200,13 poin atau 3,29 persen pada 5.877,04.

Data RTI menunjukkan, terdapat 368 saham yang merah dan hanya 32 saham yang hijau. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 4,09 triliun dengan volume 4,89 miliar saham.

Salah satu faktor utama yang dianggap penyebab merosotnya IHSG yakni krisis mata uang Lira di Turki.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, turunnya nilai Lira membuat pasar khawatir muncul efek domino.

Baca juga: Terimbas Turki, IHSG Anjlok 111 Poin dan Rupiah Melemah ke Rp 14.600 Per Dollar AS

"Message pelemahan lira Turki ini menyebabkan orang berpikir bahwa investor asing akan meninggalkan emerging market, termasuk indonesia. Jadi ini yang menyebabkan IHSG melemah," ujar Hans kepada Kompas.com, Senin (23/8/2018).

Dalam beberapa waktu terakhir, IHSG terus bergerak naik. Hal ini disebabkan laporan keuangan dan laba korporasi yang bagus, pertumbuhan ekonomi meningkat, dan inflasi yang terkendali.

Namun, di penghujung pekan lalu diketahui bahwa cadangan devisa turun. Di sisi lain, pasar memang tengah melakukan koreksi sehingga mempengaruhi IHSG.

"Saya lihat minggu ini minggu koreksi di pasar, apalagi didukung oleh masalah lira," kata Hans.

Selain itu, Hans melihat pasar mulai kembali khawatir dengan perang dagang. Masa-masa kekhawatiran itu sempat suru karena kondisi korporasi yang cukup bagus. Namun, pasar mulai menyadari bahwa mereka mulai mengabaikan dampak perang dagang sehingga segera melakukan koreksi.

Apalagi, setelah melihat dampak lira Turki terhadap pelemahan rupiah menjadi Rp 14.600 terhadap dollar AS.

"Masalah lira Turki ini bisa menyebabkan rupiah melemah, di sisi lain cadangan devisa terbatas, di sisi lain juga market mulai introspeksi," kata Hans.

Di pasar obligasi, minat investor asing juga berpotensi mengendur. Akhir pekan lalu, yield US Treasury bertenor 10 tahun turun 1,8 persen menjadi 2,87 persen. Sementara, indeks dollar AS menanjak menembus level 96. Hal ini yang menyebabkan nilai tukar rupiah tertekan.

Baca juga: Erdogan Ajak Rakyat Turki Jual Dollar dan Euro

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com