JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Minela Ignasius Jonan pernah menyentil PT Pertamina dengan mengatakan bahwa perseroan tersebut tertinggal 10 tahun dalam mengembangkan digitalisasi. Sebab, baru tahun ini Pertamina mengembangkan digitalisasi nozzle di 5.518 SPBU untuk memantau penyaluran BBM subsidi maupun nonsubsidi.
Senior Vice President (SVP) Corporate Shared Services (CSS) PT Pertamina Persero Jeffrey Tjahja Indra mengatakan, sistem tersebut baru bisa diterapkan akhir-akhir ini karena beberapa faktor. Pertama, menurut dia, konversi menjadi sistem digital bukan hal yang mudah.
"Digitalisasi tidak bisa seketika. Hari ini digitalisasi paling kuat di sektor transportasi dan hospitality," ujar Jeffrey di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Selain itu, mengimplementasikan teknologi untuk perangkat Pertamina bukan hal yang mudah. Butuh upaya yang besar untuk mengelola sumber daya manusia. Termasuk dukungan pemerintah untuk sokongan dana.
"Dananya besar untuk biaya pengembangan infrastruktur digitalisasi," kata Jeffrey.
Cara kerja digitalisasi nozzle yakni dengan melakukan konversi dari volume BBM yang disalurkan nozzle menjadi format elektronik. Kemudian, data dari setiap SPBU, meliputi volume, harga, dan berapa kali penyaluran perhari dihimpun ke dalam pusat data menggunakan cloud computing.
"Nanti akan dibuat sejumlah report, analitik yang akan membantu BPH Migas dalam pengawasan. Pada saatnya kalau memungkinkan untuk pengendalian," kata Jeffrey.
Sebagaimana dikutip dari Kontan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menganggap PT Pertamina (Persero) tertinggal jauh di era digitalisasi saat ini. Jonan menyebut Pertamina telah ketinggalan satu dasawarsa di era digitalisasi.
"Sebenarnya kami mau mengarah ke revolusi industri 4.0. Penggunaan elektronik dan IT itu sudah yang ketiga, jadi sudah 10 tahun dilakukan," kata Jonan.
Salah satu contohnya adalah penggunaan digitalisasi dalam penjualan BBM. Jonan bilang dirinya sampai harus menulis surat ke Menteri BUMN agar Pertamina mencatat penjualan BBM per-nozzle.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.