Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM Takut Krisis Keuangan Turki Tahan Laju Investasi di Indonesia

Kompas.com - 14/08/2018, 16:14 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong khawatir krisis keuangan di Turki akan berdampak pada tertahannya laju investasi di Indonesia.

Kekhawatiran itu disampaikan Thomas lantaran masih bergejolaknya kurs rupiah dan pasar modal dalam negeri. Rupiah sendiri mulai kemarin telah anjlok hingga Rp 14.600 per dollar AS.

"Selama investor belum yakin bahwa kurs rupiah stabil maka mereka akan terus menunggu untuk berinvestasi, hingga mereka yakni rupiah telah mencapai ekuilibrium baru," terang Thomas di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Krisis keuangan di Turki disebut Thomas memengaruhi pasar uang dan pasar modal, terutama di negara-negara berkembang. Investor banyak menarik modal yang ada di negara tersebut sehingga membuat likuditas terutama dollar.

Namun demikian, Thomas optimistis target investasi yang dicanangkan BKPM pada tahun ini bisa terealisasi.

"Pemerintah enggak akan diam pasif tapi proaktif mengambil terobosan-terobosan drastis guna meng-counter efek negatif seperti gejolak kurs dan pasar modal dunia," imbuh dia.

Salah satu upayanya adalah dengan mengimplementasi biodiesel dan mensubstitusi impor bahan bakar minyak dengan produk lokal yakni biodiesel dengan memakai minyak kelapa sawit domestik.

"Dengan sisa waktu 5,5 bulan masih ada waktu buat mengejar target investasi 2018 dan juga masih ada waktu mempersiapkan langkah untuk menjaga realisasi 2019," sambung Thomas.

Tahun ini BKPM menargetkan mampu meraup investasi sebesar Rp 765 triliun. Hingga semester I 2018 atau selama Januari hingga Juni baru mencapai 47,3 persen atau setara dengan Rp 361,6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com