Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Indonesia Kurang Siap Menghadapi Kemajuan Teknologi Penerbangan

Kompas.com - 15/08/2018, 12:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEMASA kanak-kanak, ibu sering mengingatkan saya bila akan terlambat dengan menggunakan istilah, "Awas, jangan sampai ketinggalan kereta." Dalam hal ini, maksudnya adalah ketinggalan kereta api.

Sejak zaman baheula, sejak zaman VOC, sejak zaman pendudukan Belanda, sarana kereta api sebagai alat transportasi kelompok grass root terkenal dengan ketepatan waktunya.  

Belakangan digunakan istilah OTP atau on time performance. Sudah sejak lama sekali, kereta api dikenal sebagai alat transportasi dengan OTP prima, selalu berangkat tepat sesuai dengan jadwal keberangkatannya.

Kemarin siang, saya pergi ke Bandung menggunakan kereta api Argo Parahyangan yang jadwal keberangkatannya pukul 1130 WIB dari Stasiun KA Gambir. Sangat mengagumkan sekali karena kereta bergerak maju tepat saat jarum panjang melintas angka 12 pada pukul 11.30 WIB.

Para penumpang yang datang terlambat dipastikan akan "ketinggalan kereta".  Sebuah terminologi yang mencerminkan ketepatan waktu keberangkatan kereta api yang tidak berubah sejak zaman Belanda.

Sejak naik gerbong KA Argo Parahyangan hingga turun di stasiun Bandung kemarin itu, dan juga ketika pulang dari Bandung ke Jakarta siang hari tadi, saya sama sekali tidak berjumpa dengan kondektur yang datang menggangu "hanya" untuk memeriksa karcis.

Ini sebuah refleksi dari tingkat manajemen dan kepemimpinan dari jajaran pengelola kereta api kita.

Sementara itu, pada hari yang sama sebelumnya, Senin (13/8/2018), saya menerima banyak keluhan dari teman-teman yang berangkat menggunakan pesawat terbang--sarana transportasi yang jauh lebih modern dan berteknologi tinggi--dari Bandara Halim Perdanakusuma.

Suasana bandara yang kumuh, ribet, penuh sesak, ditambah lagi setiap menit pengumuman tentang keterlambatan pesawat baik yang datang maupun yang pergi sangat bertolak belakang dengan situasi di Stasiun Gambir yang sangat terkelola dengan apik tertib dan bersih.

Sebuah airport tampil dengan wajah yang sangat terbelakang dibanding dengan stasiun kereta api sungguh sulit untuk dipercaya. Seeing is believing, silakan lihat sendiri dan Anda akan percaya.

Dari sekian banyak keterlambatan yang spektakuler di hari itu adalah salah satu penerbangan tujuan Bandung. Jadwal berangkatnya pukul 01.30 WIB dari Halim, tetapi baru bisa berangkat pada pukul 17.00 WIB. Sekali lagi unbelievable.

Masih banyak lagi hal yang sulit dipercaya terjadi belakangan ini dalam dunia penerbangan kita. Saya hanya ingin menjawab banyak pertanyaan kepada saya tentang hal tersebut dengan jawaban sederhana, yaitu bahwa kita memang belum siap menghadapi kemajuan teknologi yang sangat pesat itu.

Konon belakangan ini kita mendengar bahwa semua maskapai penerbangan tengah merugi. Bila ditelusuri, alur terbunuhnya banyak maskapai penerbangan di Tanah Air sejak tahun 2000-an minimal memperlihatkan bahwa maskapai penerbangan memang tengah "merugi".

Disusul kemudian dengan "kebangkrutan" Merpati Nusantara Airlines (MNA) dan kabar tentang bertumpuknya utang maskapai penerbangan Garuda kebanggaan bangsa sebagai Sang Pembawa Bendera.

Satu per satu maskapai penerbangan rontok dan yang sedang beroperasi sekarang ini pun tengah merugi. Pada sisi lainnya, pesawat-pesawat terbang baru tetap berdatangan dengan konsisten sesuai jadwal proses pengadaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Seluruh Ekspor dan Impor dengan Israel

Whats New
Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Blibli Hadirkan Promo May Day Dale 5.5, Ada Diskon hingga 90 Persen

Spend Smart
Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Catat, Ini Aturan Naik Kereta bagi Ibu Hamil

Work Smart
Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Teguk Gandeng Aice Dongkrak Pasar Lokal, Targetkan Penjualan Es Krim 40 Persen

Whats New
Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Modal Asing Masuk Lagi, Bos BI: Rupiah Bakal Menguat hingga Akhir Tahun

Whats New
BRImo Jadi 'Exclusive Mobile Banking Partner' di Ajang Spartan Race

BRImo Jadi "Exclusive Mobile Banking Partner" di Ajang Spartan Race

Whats New
Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Gelar Event “Elevating ESG Impact”, BMSG Lanjutkan Komitmen ESG Bank Mandiri di Mancanegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com