Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Indonesia Pilih Produk Kecantikan dari Korea, Bagaimana dengan Label Halal?

Kompas.com - 20/08/2018, 16:17 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk kecantikan kulit yang paling difavoritkan di Indonesia justru bukan produk dalam negeri, melainkan produk asal Korea Selatan.

Data dari survei ZAP Beauty Index 2018 terhadap 1.7889 perempuanmengungkapkan, sebanyak 46,6 persen perempuan paling suka produk asal negeri ginseng. Diikuti 34,1 persen yang memfavoritkan produk asal Indonesia, lalu 21,1 persen memilih produk asal Jepang.

Produk kecantikan asal Asia dianggap lebih cocok bagi kulit orang Indonesia umumnya. Produk asal Korea Selatan dan Jepang yang populer saat ini sebenarnya ditujukkan untuk iklim yang berbeda dari Indonesia yang beriklim tropis.

Namun, jika dibandingkan dengan dari Amerika Serikat maupun Eropa, nyatanya produk kecantikan buatan Indonesia masih menang di hati konsumen.

Associate VP Head of Hi-Tech, Property, Consumer Industry Markplusinc Yosanova Savitry mengatakan, kecenderungan konsumen kecantikan Indonesia saat ini lebih menjadikan Korea Selatan sebagai "kiblat".

"Sekarang yang jadi tren itu produk dari Korea Selatan seperti Laneige, Innisfree dan Nature Republic," ujar Yosanova kepada Kompas.com saat peluncuran ZAP Beauty Index di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Sementara itu, untuk produk-produk lain termasuk produk Indonesia Yosanova mengungkapkan, konsumen tetap membelinya tapi tidak menjadi favorit. Termausk untuk kosmetik berlabel halal.

Menurut Yosanova, banyaknya perempuan yang lebih memilih Korea Selatan sebagai kiblat, membuat produk berlabel halal tidak terlalu bisa mendominasi pasar.

Dari survei diketahui hanya 27 persen responden yang ingin membeli produk kecantikan dengan label halal.


"Kiblat kecantikan (perempuan di Indonesia) masih (produk) di Asia dan Korea Selatan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com