Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM: Tarif Listrik di Indonesia Paling Murah se-Asean

Kompas.com - 25/08/2018, 19:05 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim tarif dasar listrik di Indonesia masih kompetitif bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data Juni 2018 menunjukkan bahwa tarif tenaga listrik di Indonesia cukup bersaing bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam.

“Berdasarkan data yang kami himpun, kami pastikan bahwa selain kompetitif, tarif listrik di Indonesia juga paling stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/8/2018).

Sebagaimana diketahui, besaran tarif rata-rata saat ini untuk pelanggan rumah tangga 450 VA sebesar Rp 415 per kWh, Rumah tangga 900 VA tidak mampu sebesar Rp 586 per kWh, Rumah tangga 900 VA mampu sebesar Rp 1.352 per kWh dan pelanggan non subsidi (tariff adjustment), sebesar Rp 1.467 per kWh.

Untuk tarif penyesuaian, tarif tenaga listrik di Indonesia bagi pengguna rumah tangga nonsubsidi ini dikonversikan sekitar 11 sen dollar AS/kWh, masih lebih murah dibanding tarif listrik rumah tangga di Thailand yang mencapai 12,41 sen dollar AS/kWh, Singapura 19,97 sen dollar AS/kWh, dan Filipina 18,67 sen dollar AS/kWh.

Untuk tenaga listrik konsumen bisnis menengah, tarif di Indonesia dan Thailand adalah 11 sen dollar AS/kWh, lebih rendah dibandingkan Malaysia (13,58 sen dollar AS/kWh), Singapura (14,30 sen dollar AS/kWh), Filipina (12,23 sen dollar AS/KWh) dan Vietnam (13,44 sen dollar AS /kWh).

Bahkan, untuk jenis pengguna bisnis besar, tarif tenaga listrik di Indonesia termasuk yang termurah se-ASEAN, yakni 8,36 sen dollar AS/kWh, bila dibandingkan konsumen kelas yang sama di Singapura yang mencapai 14,02 sen dollar AS/kWh, Vietnam 11,98 sen dollar AS/kWh, Thailand 11 sen dollar AS/kWh, Filipina 11,98 sen dollar AS/kWh, dan Malaysia 9,60 sen dollar AS/kWh.

Di samping itu, untuk jenis pengguna industri menengah, tarifnya di Indonesia dan Thailand sebesar 8,36 sen dollar AS/kWh, lebih murah daripada tarif di Singapura yang mencapai 13,05 sen dollar AS/kWh, Filipina 11,69 sen dollar AS/kWh.

Tarif ini sama dengan besaran tarif tenaga listrik kelas yang sama di Thailand, namun berada sedikit di atas Malaysia yang tarifnya 8,29 sen dollar AS/kWh dan Vietnam 7,81 sen dollar AS/kWh.

Tarif tenaga listrik pengguna industri besar yang sebesar 7,47 sen dollar AS/kWh, hanya sedikit lebih tinggi dibanding Vietnam (7,41 sen dollar AS/kWh). Untuk kelas ini Singapura mematok tarif 12,72 sen dollar AS/kWh, Filipina 11,63 sen dollar AS/kWh, Thailand 8,36 sen dollar AS/kWh dan Malaysia (7,76 sen dollar AS/kWh).

“Coba bandingkan dengan negara lain. Pemerintahan mereka sudah beberapa kali menaikkan tarif listrik. Sementara, kami tidak ada perubahan tarif bahkan kami optimis akan menciptakan tarif yang lebih kompetitif bila program 35.000 MW berjalan sesuai target," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com