Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch Ratings Afirmasi Peringkat BBB untuk Indonesia

Kompas.com - 03/09/2018, 15:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings (Fitch) kembali memberikan rating BBB/Outlook Stabil untuk Indonesia dalam hal Long Term Foreign-Currency Issuer Default Rating (IDR).

Melalui peringkat tersebut, Fitch sekaligus menegaskan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah dinamika dan ketidakpastian di tataran global yang terus berlanjut.

"Rating ini memperlihatkan kemampuan Indonesia mengatur beban utang pemerintah yang sejalan dengan peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) dengan adanya tantangan eksternal, termasuk dalam hal ketergantungan pada sumber pembiayaan eksternal dan indikator struktural yang masih di bawah negara sekawasan," demikian keterangan Fitch yang diterima Kompas.com pada Senin (3/9/2018).

Adapun Fitch sebelumnya menaikkan rating untuk Indonesia dalam hal Sovereign Credit Rating dari BBB/Outlook Positif menjadi BBB/Outlook Stabil pada 20 Desember 2017 silam. Level BBB merupakan peringkat tertinggi yang pernah diraih Indonesia sejak tahun 1995, di mana menandakan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan berjalan dengan baik.

Salah satu faktor yang mendukung pemberian rating oleh Fitch adalah kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate sebesar 125 basis poin (bps) sejak Mei 2018. Kebijakan itu diambil dalam rangka intervensi pasar valas, di mana sudah ada 13,7 miliar dollar AS cadangan devisa yang tergerus sejak awal tahun hingga akhir Juli 2018.

"Kebijakan itu dilakukan untuk menahan depresiasi rupiah dan membendung arus modal keluar sebagai respons terhadap tekanan pembiayaan eksternal di pasar negara berkembang. Hal itu sekaligus menunjukkan tekad kuat dalam memastikan stabilitas, meskipun suku bunga yang lebih tinggi dapat mengorbankan pertumbuhan PDB," tambah Fitch.

Meski BI sudah mengupayakan berbagai hal untuk meminimalisir dampak pelemahan rupiah, Fitch mengingatkan bahwa pasar modal masih rentan terhadap sejumlah hal. Utamanya dalam menghadapi kekhawatiran melebarnya defisit transaksi berjalan dan ketergantungan berlebih terhadap modal asing.

"Kami memperkirakan, bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga acuan sekali lagi sebesar 25 bps pada 2018, 50 bps pada 2019, dan 25 bps di tahun 2020," sebut Fitch.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com