Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mata Uang Negara Berkembang Jeblok Hari Ini

Kompas.com - 05/09/2018, 15:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

NEW YORK, KOMPAS.com — Pelemahan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang berlanjut hingga hari ini, Rabu (5/9/2018). Setidaknya ada enam negara yang mata uang anjlok cukup parah hingga hari ini, bahkan hingga menyentuh rekor terendah baru.

Mengutip CNBC, nilai tukar rupiah merupakan salah satu yang berkinerja terburuk pada perdagangan hari ini. Rupiah amblas ke level terendahnya dalam 20 tahun pada Selasa (4/9/2018), yakni pada posisi Rp 14.940.

Rabu siang, rupiah bertengger pada level Rp 14.933 per dollar AS. Angka tersebut melemah 2 poin atau 0,01 persen dibandingkan posisi pada pembukaan perdagangan, yakni Rp 14.925 per dollar AS.

Sementara itu, nilai tukar peso Argentina anjlok sekitar 3 persen hari ini. Pada pekan lalu saja, peso Argentina terjun bebas 16 persen dan sepanjang tahun ini telah merosot nilainya sebesar hampir 50 persen.

Tidak hanya itu, pada hari ini nilai tukar rupee India juga anjlok ke level terendahnya untuk hari ketujuh berturut-turut ke level 71,78 per dollar AS. Adapun nilai tukar lira Turki juga merosot, melanjutkan pelemahan yang telah terjadi selama beberapa waktu terakhir.

Kemudian, nilai tukar rand Afrika Selatan juga anjlok sekitar 3 persen. Pelemahan ini menyusul data ekonomi yang menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut telah memasuki resesi.

Meskipun demikian, para analis menyatakan, investor tidak perlu panik hanya karena sentimen negatif ini. Karine Hirn dari East Capital mengungkapkan, tekanan ini sebagian diatribusikan dengan penguatan dollar AS dan kenaikan harga minyak. Namun demikian, isu sebenarnya adalah sentimen para trader.

"Kita jangan melupakan itu, secara umum, negara-negara berkembang sangat terekspos kepada sentimen karena banyak investor berasal dari luar negeri dan bukan investor domestik," ungkap Hirn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com