Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pengeluaran, Inalum Ajukan Dividen Rp 1 Triliun Untuk 2019

Kompas.com - 07/09/2018, 05:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) mengusulkan agar dividen yang akan dibagi holding tambang BUMN ke pemerintah pada 2019 sebesar Rp 1 triliun.

Holding tersebut meliputi Inalum sebagai induk holding dan para anggotanya, yakni PT Timah Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Freeport Indonesia. Angka tersebut turun dari dividen yang diberikan pada 2018 sebesar Rp 1,9 triliun.

"Kita usulkan tahun depan kalau boleh diturunkan jadi Rp 1 triliun. Kenapa? Karena memang akan mengeluarkan cash sangat banyak," ujar Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin di kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Salah satu pengeluaran terbesar yakni untuk akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Dalam kesepakatan, nilai akuisisinya sebesar 3,85 miliar dollar AS dan kini bunga utangnya sudah mulai keluar.

Di samping itu, ada beberapa proyek yang dibebankan pada holding Inalum untuk dibangun. Proyek tersebut antara lain smelter alumina dan beberapa proyek yang dibangun tahun depan, yaitu smelter Antam di Halmahera Timur, proyek PLTU Sumatera Selatan VIII oleh Bukit Asam, proyek PT Freeport Indonesia membangun smelter tembaga, serta pembangunan fasilitas pemurnian logam baja oleh PT Timah.

"Jadi ada empat proyek besar di 2019 yang dibangun, tapi kebijakanya tergantung (Kementerian) BUMN yang memutuskan," kata Budi.

Budi mengatakan, Inalum sebenarnya menarik dividen dari anggota holding sebesar Rp 2,5 triliun. Kemudian, yang diteruskan ke pemerintah hanya sebesar Rp 1,9 triliun, selebihnya digunakan holding untuk investasi dan pengembangan bisnis, termasuk akuisisi.

Adapun rincian dividen yang disetorkan, yakni dari PT Bukit Asam sekitar Rp 2,4 triliun, dari PT Timah sebesar Rp 100 miliar. Sementara Antam tak banyak berpartisipasi, hanya Rp 30 miliar karena merugi.

Budi mengatakan, Kementerian BUMN menyarankan agar holding tambang menyetor Rp Rp 2,5 triliun untuk 2019. Sebenarnya, dividen yang bisa dihimpun dari holding sebesar Rp 2,9 triliun.

Namun, Inalum memutuskan untuk menyimpan Rp 1,9 triliun untuk akuisisi Freeport dan pengerjaan sejumlah proyek tersebut.

"Kita tarik Rp 2,9 triliun dari anak perusahaan, kita tahan Rp 1,9 triliun," ucap Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com