Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa, Warga Desa di Lombok Swadaya Sambung Pipa Air Bersih

Kompas.com - 12/09/2018, 19:21 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Setelah dilanda gempa bermagnitudo besar secara berturut-turut, masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat pun perlahan mulai kembali menyusun kehidupan mereka.

Dimulai dari membereskan puing-puing rumah yang hancur, mereka pun berupaya untuk memulihkan kondisi agar kegiatan sehari-hari dapat segera kembali seperti sedia kala.

Masyarakat Dusun Mupayung Daya yang berada di ujung Selatan Kabupaten Lombok Utara pun berswadaya memasang pipa air dari mata air yang berjarak 3 kilometer untuk sumber air bersih sehari-hari. Sebab, pipa air yang sebelumnya ada rusak akibat terkena bebatuan dan kerikil ketika terjadi gempa.

"Kita ini kan menyambung memakai pipa ketika getaran kan ada batu-batu kecil atau besar yang jatuh, nah pipanya kemudian rusak. Modal nekat masyarakat mau untuk menyambung pipa secara swadaya untuk kebutuhan air bersih," jelas Herman Yadi, Kepala Dusun setempat kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2018).

Dia mengatakan, sulitnya akses untuk bisa mencapai dusun dengan 110 KK dan 335 jiwa tersebut menjadi salah satu penyebab bantuan yang masuk menjadi lambat. Pasalnya, hanya ada satu akses jalan dengan bebatuan terjal dan berpasir yang hanya bisa dilalui oleh motor saja.

"Kami memang sempat berkoordinasi dengan TNI yang pernah membantu di sini di hari-hari awal, tapi memang mungkin karena dusun kami jauh dan akses sulit, sehingga mau tidak mau kami swadaya karena butuh air," ujar Herman.

Salah satu warga dusun Murpayung Daya, Fauziah (40) mengatakan, posisi mata air yang sasat ini menjadi sumber air warga sekitar yang dialirkan melalui pipa-pipa dan ditampung pada beberapa tempat penampungan berjarak 3 kilometer dari pemukiman warga.

Medan yang ditempun untuk mencapai lokasi tersebut juga cukup sulit jadi sebenarnya sangat berisiko ketika warga berswadaya menyambung pipa-pipa tersebut.

"Jaraknya dari rumah-rumah pemukiman ke mata air 3 km lebih, dan kebetulan jalannya juga susah kalau ke sana, seandainya mau dilihat," ujar dia,

Adapun untuk kebutuhan sanitasi, warga setempat mendapatkan 2 bantuan toilet darurat yang jaraknya jauh dari pemukiman. Selain karena alasan kesehatan, juga tanah yang ditempati warga sebagian besar merupakan tanah pinjaman.

"Kami sebagian besar di sini meminjam, sehingga tidak berani kalau buat kamar mandi di tanah ini," ujar dia.

Adapun warga Murpayung Daya saat ini membutuhkan bantuan berupa bahan pangan dan terpal untuk hunian sementara. Sebab saat ini, sebagian besar warga masih tinggal di posko pengungsian yang dalam satu tenda bisa bisa ditempati oleh 5 KK atau 40an jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com