Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anggota DPR Anggap Asumsi Makro APBN Tidak Penting Lagi...

Kompas.com - 14/09/2018, 10:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu anggota Komisi XI fraksi Gerindra, Harry Poernomo, menilai asumsi makro untuk Rancangan APBN 2019 tidak penting untuk dibahas.

Pendapat itu disampaikan Harry dalam rapat kerja bersama pemerintah dengan agenda memutuskan asumsi makro RAPBN 2019 di DPR RI, Kamis (13/9/2018) kemarin. 

"Buat apa kita bicara asumsi (makro)? Lebih baik kita bicara APBN-nya saja. (Asumsi makro) di Banggar saja, tidak usah di komisi," kata Harry di hadapan para peserta rapat.

Dalam rapat tersebut, selain ada seluruh anggota Komisi XI dari berbagai fraksi, turut hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, serta Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

Sebelum mengatakan bahwa asumsi makro tidak penting dibahas di komisi, Harry sempat beberapa kali minta penjelasan Sri Mulyani mengenai nilai tukar rupiah dalam asumsi makro. Harry ingin memahami apa yang mendasari serta bagaimana hitung-hitungannya pemerintah dalam mengusulkan nilai tukar untuk 2019 sebesar Rp 14.400.

Menanggapi keingintahuan Harry, Sri Mulyani memberikan konsep dasar tentang kurs yang selalu dipengaruhi oleh muatan demand dan supply, sama seperti barang pada umumnya. Dalam suatu perekonomian, demand dan supply dollar AS terefleksi dari neraca pembayarannya.

Sri Mulyani juga menjelaskan pengaruh inflasi ke nilai tukar dan dampaknya terhadap mata uang suatu negara. Selain itu, bagaimana krisis di negara berkembang lain, seperti Argentina maupun Turki, bisa menyumbang faktor psikologi terhadap pelemahan rupiah.

"Kalau tiba-tiba ada krisis di Argentina dan Turki, ada faktor psikologi, bisa tercermin dalam investasi portofolio atau bisa dalam kondisi exposure terhadap Indonesia. Biasanya semua terlihat dari investasi portofolio," tutur Sri Mulyani.

Setelah mendengar penjelasan Sri Mulyani, Harry sempat beberapa kali kembali menanyakan pertanyaan serupa dan minta diperlihatkan gambar dari slide yang mendukung penjelasan tersebut. Sri Mulyani kembali menjelaskan apa yang diminta dan sekaligus minta maaf jika penjelasannya terbatas.

"Kalau dulu soal kurs di kuliah saya satu semester, mohon maaf kalau penjelasan saat ini terbatas," ujar Sri Mulyani.

Meski ada pandangan seperti itu, pada akhirnya seluruh fraksi di Komisi XI, termasuk Gerindra, menyepakati asumsi makro untuk RAPBN 2019. Asumsi makro yang telah disepakati ini akan dibahas lagi di tingkat selanjutnya, yakni di Badan Anggaran DPR RI.

Berikut poin lengkap asumsi makro RAPBN 2019 hasil kesepakatan pemerintah dengan Komisi XI DPR RI.

  1. Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen
  2. Inflasii 3,5 plus minus 1 persen
  3. Nilai tukar rupiah Rp 14.400
  4. Tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5,3 persen
  5. Tingkat pengangguran 4,8-5,2 persen
  6. Tingkat kemiskinan 8,5-9,5 persen
  7. Gini ratio 0,38-0,39
  8. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,98
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com