Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustus 2018, Ekspor Indonesia Turun 2,9 Persen

Kompas.com - 17/09/2018, 13:47 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor Agustus 2018 sebesar 15,81 miliar dollar AS. Angka tersebut turun 2,9 persen jika dibandingkan pada bulan Juli 2018 dengan total nilai ekspor sebesar 16,29 miliar dollar AS.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, turunnya nilai ekspor Indonesia diakibatkan penurunan ekspor, baik di sektor migas maupun non migas. Ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 2,86 persen dari 14,86 miliar dollar AS di bulan Juli 2018 menjadi 14,43 miliar dollar AS di bulan Agustus 2018.

Adapun untuk migas, persentase penurunan ekspor sebesar 3,27 persen dari 1,43 miliar dollar AS menjadi 1,38 miliar dollar AS.

"Penurunan ekspor non migas ini terjadi karena adanya penurunan ekspor komoditas bahan bakar mineral yaitu bijih, kerak, dan abu logam juga penurunan karet dan barang-barang karet," ujar Suhariyanto ketika memberikan penjelasan kepada awak media di kantornya, Senin (17/9/2018).

Meskipun terjadi penurunan secara bulanan, Suhariyanto menjelaskan dibandingkan posisi Agustus 2017, ekspor RI meningkat sebesar 4,15 persen.

"Untuk ekspor migas nilainya dari Agustsu 2017 ke Agustus 2018 masih naik 12,24 persen. Kenaikan terjadi karena kenaikan ekspor minyak mentah tetapi untuk hasil minyak dan gas turun," ujar dia.

Jika dirinci, ekspor minyak mentah meningkat signifikan sebesar 46,01 persen menjadi 564,5 juta dollar AS. Adapun untuk ekspor hasil minyak turun 10,01 persen menjadi 92,1 juta dollar AS, dan ekspor gas turun 22,75 persen menjadi 728 juta dollar AS.

Jika dilihat berdasarkan sektor, dari total nilai ekspor sebesar 15,18 miliar dollar AS secara kumulatif, terjadi penurunan di sektor migas sebesar 3,27 di bulan Agustus 2018 jika dibandingkan dengan bulan Juli 2018. Namun, secara tahunan sektor migas mengalmai peningatan ekspor cukup signifikan, yaitu sebesar 12,24 miliar dollar AS.

"Sebaliknya, dari sektor non migas bidang pertanian masih mengalami kenaikan month to month (0,42 persen) tapi year on year (yoy) turun tajam minus 20,98 persen. Kalau dilihat ekspor hasil pertanian ini yang meningkat secara bulanan adalah ekspor sayuran, biji kakao, buah-buahan tahunan, dan mutiara hasil budidaya," ujar dia.

Lebih lanjut , Suhariyanto menjelaskan, untuk ekspor secara tahunan menurun lantaran turunnya jumlah ekspor kopi, tanaman obat, aromatik, rempah-rempah, dan buah-buahan serta lada putih.

Kontribusi ekspor tertinggi disumbang oleh industri pengolahan sebesar 74,47 persen. Sedangkan pertanian hanya sebesar 1,9 persen.

"Ekspor industri pengolahan di Juli hingga Agustus turun tipis 0,48 persen meski secara yoy meningkat 1,75 persen. Ekspor industri yang turun terdiri dari bahan kimia dasar organik baik yang bersumber dari minyak maupun pertanian, juga ekspor karet dan benang pintal," jelas Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com